BERTUAHPOS.COM — Mahasiswa Program Studi Biologi, Universitas Riau, berhasil menciptakan rokok kretek berbahan dasar daun gulma Eichornia crassipes dan teh hijau, yang diberi nama Eco-Cigar.
Ini merupakan wujud dari program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek), telah menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menghadirkan berbagai inovasi.
Tim pengembang Eco-Cigar terdiri dari Muhammad Thomas Sapta, Rendy Reynata, Vina Ardhiani, Siti Nurhaliza, dan Nia Nabila Utami. Mereka berkolaborasi di bawah bimbingan Dr Ninik Nihayatul Wahibah MSi.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap perubahan fungsi hutan menjadi hutan tanaman industri (HTI) akibat penggunaan tembakau dalam industri rokok kretek. Oleh karena itu, diperlukan bahan baku yang lebih ramah lingkungan seperti daun eceng gondok.
Eceng Gondok selama ini dianggap sebagai gulma tanpa nilai ekonomis. Tumbuhan air ini memiliki kandungan serat selulosa yang potensial sebagai bahan baku rokok kretek. Tim PKM-K Eco-Cigar berhasil mengubahnya menjadi produk bernilai tinggi. Proyek ini tidak hanya memberikan dampak positif pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dalam pengolahan gulma.
“Kami yakin bahwa setiap bahan memiliki potensi jika ditangani dengan benar. Eco-Cigar adalah bukti bahwa dedikasi, kerja keras, dan semangat inovasi dapat mengubah gulma menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ujar Muhammad Thomas Sapta, Ketua Tim Eco-Cigar.
Proses pembuatan Eco-Cigar melibatkan beberapa tahapan cermat. Pertama, daun eceng gondok dicuci, dirajang, dan dikeringkan menggunakan oven. Setelah kering, daun digerus kasar dengan perbandingan 1:1 antara daun eceng gondok dan daun teh hijau, lalu dilanjutkan dengan pelintingan dan quality control.
Setelah itu, produk dikemas dan dipasarkan dalam tiga varian: per-slop isi 10 bungkus dengan harga Rp200.000/bungkus, isi 12 batang seharga Rp20.000, dan per batang seharga Rp2.000.
Rasa alami, kemasan ramah lingkungan, dan bobot ringan menjadikan Eco-Cigar pilihan menarik bagi konsumen yang peduli lingkungan. Tim PKM-K Eco-Cigar berharap inovasi ini menjadi awal dari banyak inovasi berkelanjutan lainnya yang akan mereka ciptakan. Mereka terus berusaha mengembangkan produk ini, baik dari segi metode produksi maupun varian yang tersedia.
Eco-Cigar adalah bukti bahwa kolaborasi, kreativitas, dan visi bersama dapat menciptakan inovasi yang mengubah dunia. Mari bersama merayakan pencapaian luar biasa dari Tim PKM-K Biologi Universitas Riau dan mendukung Eco-Cigar dalam perjalanannya untuk merubah dunia.***