BERTUAHPOS.COM, Kemajuan teknologi yang canggih saat ini memudahkan kehidupan masyarakat dari berbagai lini. Termasuk dunia industry, saat ini bukan hal sulit untuk menemukan rekan maupun teman yang menekuni usaha dengan menjual produk melalui media sosial. Tinggal jepret dan upload laman media sosial.
Transaksi e-commerce yang terus meningkat, sebab tingkat kepercayaan masyarakat dalam melakukan transaksi melalui internet juga makin tinggi. Inilah peluang bisnis tahun 2014 yang perlu ditangkap dengan cerdas dalam banyak bentuk, dari toko online maupun jasa.
Dari data yang dirilis Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan di Indonesia, industri kreatif memberikan kontribusi rata-rata 7,13% terhadap produk domestik bruto (PDB) selama periode 2010-2014.
Saat ini industri kreatif di Indonesia masih didominasi oleh tiga sektor besar yang memiliki wujud nyata (tangible), yakni kuliner sebesar Rp208,6 triliun dengan kontribusi 32,5%, disusul fesyen dengan kontribusi 28,3% atau Rp181,6 triliun, serta sektor kerajinan yang mencapai Rp92,65 triliun (14,4%).
Apalagi Riau memiliki pasar domestik yang sangat besar menyusul kian bertambahnya kelas menengah dalam masyarakat melebihi 50 persen. Selain itu sector produk pertanian maupun makanan khas juga dengan mudah bisa dijumpai. Tentunya hal ini bisa dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha pemula yang masih berkutat pada persoalan modal yang minim.
Meski memiliki modal terbatas, tidak harus membeli peralatan produksi sendiri melainkan dapat menjalin kerja sama dengan usaha yang telah ada. Dengan kata lain, cukup menjadi tenaga marketing seperti “makelar†dalam menangkap peluang bisnis online ini dengan mengambil sedikit margin keuntungan dari harga standar yang ditentukan si pemilik usaha.
Lagipula Riau membutuhkan banyak pemuda sebagai wirausahawan berbasis teknologi dan inovasi untuk mendorong daya saing. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan terjadi di tahun 2015. Artinya satu tahun lagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapatkan ombak besar dalam menghadapi persaingan.
Dari data hasil survei Nielsen Indonesia pada triwulan III 2013 menunjukkan, indeks kepercayaan konsumen Indonesia mencapai 199 poin. Angka ini merupakan yang tertinggi di dunia. Responden juga menunjukkan peningkatan kepercayaan terhadap produk yang diiklankan dan dijual secara online.
Semakin cerahnya prospek bisnis online tidak terlepas pola hidup konsumen yang semakin ingin mendapatkan kemudahan dalam berbelanja. Bagi Masyarakat yang begitu sibuk, malas terjebak panas dan jalanan macet, cukup mengunjungi laman penjualan online, barang yang di inginkan bisa langsung dikirim.
Kendati mengalami tren positif, dari sektor penjualan produk, pemerintah Riau melalui pemerintah daerah mesti menggalakkan penguatan produk lokal. Sebab banyak dijumpai kualitas produk lokal masih kalah saing dari produk olahan.
 Pemerintah mesti perhatian layak ini bisa dari sisi kebijakan pengembangan, penguatan perlindungan hukum, khususnya hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Industri kreatif tidak bisa tumbuh bila masalah pelanggaran HAKI tidak ditangani dengan tegas.
Selain itu perlu kiranya pmerintah mengedepankan pelaku bisnis local dari pada sekedar memanjakan pemilik modal besar dari luar Riau. Sehingga tidak mengecilkan pelaku industri local yang sudah ada sebelumnya.
Bila Riau memaksimalkan sektor ini, bukan tidak mungkin image daerah konsumsi terbesar bisa beralih menjadi daerah industry. Dan tentunya selain mengurangi angka pengangguran juga menjadi sumber dana segar untuk mensejahterakan masyarakat.
Penulis: Riki Aryanto
Alumni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska, Pekanbaru