BERTUAHPOS.COM — China berhasil meningkatkan varietas benih dengan menggabungkan biologi dan teknologi, yang disebut teknologi ilmiah, sebagaimana dilansir dari Xinhua.
Tingginya pasokan biji-bijian dan produk pertanian utama di China menjadi sorotan berkat kemajuan pesat dalam industri pembiakan biologi melalui metode ilmiah dan teknologi ini.
Menurut data terbaru dari Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China, negara ini berhasil mandiri membiakkan tiga varietas ayam broiler bulu putih baru, sehingga mereka tak lagi bergantung pada pasar impor.
Pangsa pasar varietas baru ini mencapai 25,1% pada 2023, dengan ekspor perdana dilakukan pada tahun yang sama.
Selain itu, China mencatat keberhasilan dalam budidaya varietas baru minyak lobak dengan masa pertumbuhan hanya 169 hari. Ini adalah siklus pertumbuhan lobak yang sangat singkat.
Hal ini memungkinkan petani di China memanfaatkan lahan kosong di musim dingin, tanpa menghambat penanaman padi awal musim berikutnya.
Bio-breeding
Dorongan inovatif juga terlihat dalam pengembangan bio-breeding. Laporan terbaru menyebutkan bahwa sejumlah besar varietas jagung dan kedelai hasil rekayasa genetika telah lulus pemeriksaan pendahuluan, menandai langkah perintis industrialisasi bio-breeding.
Tanaman rekayasa genetika ini menunjukkan daya tahan terhadap herbisida dan serangga, dan mampu meningkatkan hasil panen hingga 10%, menjadi sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.
China menyebutnya sebagai ‘chip pertanian’, maka benih menjadi bagian paling penting dalam ketahanan pangan di negeri Tirai Bambu itu.
Teknologi Transgenik
Percepatan promosi teknologi transgenik dianggap kunci untuk meningkatkan daya saing di masa depan, mendukung ketahanan pangan nasional, dan mendorong pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang berkelanjutan.
Dengan tingkat kontribusi varietas unggul yang melebihi 45% terhadap peningkatan hasil gabah, China mengukuhkan posisinya dalam industri benih dan mendorong inovasi sains-teknologi di bidang ini, diharapkan dapat menyempitkan kesenjangan kapasitas produksi antara China dan negara-negara asing terkemuka.
“Tujuan inti di masa depan adalah meningkatkan produksi dan kualitas benih, mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta mengurangi kerugian akibat bencana alam,” kata Li Jiayang, akademisi Chinese Academy of Sciences, menekankan visi untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan di masa depan.***