Budidaya cacing tanah kini menjadi peluang usaha baru. Jika dulu cacing hanya dipakai untuk umpan mancing, dunia di belahan barat sudah lebih dulu memanfaatkan segala potensi yang terdapat pada cacing tanah untuk berbagai keperluan, seperti untuk pakan ternak, bahan dasar kosmetik, hingga obat-obatan.
Hal inilah yang membuat budidaya cacing tanah menjadi ladang usaha yang menjanjikan. “Cacing ini memang menjijikan, tapi sangat menjanjikan,” kata Junaidi, seorang pembudidaya cacing tanah di Pekanbaru saat berbincang dengan Bertuahpos.com belum lama ini.
Jika sebagian orang menganggap ternak cacing tanah sebagai usaha sampingan, namun itu tidak bagi Junaidi. Budidaya cacing tanah yang ia lakukan telah berhasil memberikan kesejahteraan finansial bagi ekonomi keluarganya. Bahkan, sekali panen 100 kilogram cacing tanah bisa dia jual.
Dia mengatakan, memang sudah cukup banyak jenis cacing yang umum dibudidayakan, seperti meliputi Cacing Lumbricus Rubellus, Cacing Biru (Perionyx ),Cacing Africa, dan Cacing Tiger (Eisenia Fetida). “Keempat cacing ini memang memiliki ciri dan cara masing-masing dalam hal pembudidayaannya.
Dia juga menyarankan, sebelum memutuskan untuk membudidayakan cacing, memang lebih baik ketahui dulu jenis-jenis cacing tanah yang bisa diternakkan. Hal ini tentunya akan memudahkan para peternak dalam mengurus cacing yang dibudidayakan.
Cacing tanah tergolong binatang tingkat rendah, karena invertebrata atau tidak mempunyai tulang belakang. Cacing tanah termasuk kelas oligochaeta, dimana famili terpenting dari kelas tersebut adalah Lumbricidae dan Megascilicidae.
Cacing tanah punya potensi yang menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat jika mereka mengetahui peranannya.
Cacing tanah sudah dianggap cukup umur bila sudah melewati 2-3 bulan yang ditandai munculnya klitelum atau gelang pada bagian depan cacing. Setelah lebih dari 7-10 hari perkawinan, cacing akan menghasilkan 1 kokon. Cacing tanah sendiri memiliki atau terdiri dari beberapa jenis, dan berikut ini adalah jenis jenis cacing tanah yang biasa kita temukan di sekitar kita :
Cacing Lumbricus Rubellus
Jenis cacing tanah yang pertama kita bahas adalah cacing yang mempunyai ciri-ciri panjang badan mulai dari 7,5 mencapai 9 cm, warna tubuh yang merah kecoklatan. Cacing ini dapat bergerak lebih lambat dari cacing biasanya, berbentuk pipih, dan punya ekor yang bentuknya tumpul dan warnanya kekuningan.
Cacing African Night Crawler (ANC)
Cacing ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Lumbricus Rubellus, namun dengan beberapa perbedaan yakni ukuran tubuhnya yang lebih panjang. Sebab cacing ini bisa mencapai ukuran hingga 35 centimeter.
Warna tubuhnya merah kecoklatan dengan bentuknya yang pipih dan memiliki ekor dengan warna yang lebih pucat. Cacing ini juga bergerak cukup lambat jika dibanding dengan jenis cacing lainnya. Inilah jenis cacing tanah yang dibudidayakan oleh Junaidi.
Cacing Perionyx Excavatus
Cacing ini memiliki panjang sekitar 20 hingga 25 cm namun meski tubuhnya cukup besar namun cacing ini bisa bergerak dengan sangat lincah. Warna dari cacing ini adalah merah dengan coklat kebiruan.
Cacing Tiger (Eisenia Fetida)
Cacing ini memiliki karakteristik tubuh dan ukuran panjang dengan maksimal hingga 10 cm. Tubuhnya memiliki bentuk ekor tumpul dengan warna kuning.***