BERTUAHPOS.COM – Berinvestasi di pasar saham memang membawa risiko tinggi. Bagi investor atau trader pemula, sering kali keuntungan kecil sebesar 1-2% sudah dianggap cukup untuk segera mengambil untung (profit taking).
Langkah ini umumnya diambil untuk menghindari potensi kerugian di masa depan, namun sering kali malah membatasi potensi keuntungan lebih besar.
Fenomena ini dikenal sebagai loss aversion bias, yaitu kecenderungan investor untuk menghindari kerugian dibandingkan mengambil risiko demi keuntungan yang lebih besar. Menurut Investopedia, loss aversion ini sering kali didorong oleh bias emosional yang membuat investor menjadi lebih konservatif dalam mengelola portofolio mereka.
Dari sisi psikologi, perasaan takut kehilangan membuat investor lebih enggan mengambil keputusan yang mungkin berisiko, bahkan jika peluang mendapatkan keuntungan yang lebih besar cukup terbuka. Akibatnya, mereka kerap kali memilih untuk menjual saham lebih cepat atau menahan saham dalam kondisi rugi, dengan harapan harga akan kembali naik. Namun, langkah ini berpotensi memperburuk kerugian jika harga saham terus turun.
Agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat, pemahaman tentang analisis fundamental menjadi sangat penting. Dengan analisis ini, investor dapat menilai nilai intrinsik saham berdasarkan kondisi keuangan perusahaan dan faktor ekonomi lainnya, sehingga meminimalkan tindakan taking profit yang prematur.
Selain itu, memahami cara kerja pasar dan psikologi investasi juga membantu investor untuk mengendalikan emosi dan mengoptimalkan portofolio mereka. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham akan membantu memaksimalkan potensi keuntungan, serta mencegah efek negatif dari loss aversion bias.
Dengan langkah-langkah analitis dan psikologis yang matang, investor akan lebih percaya diri dalam mengelola investasinya dan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional untuk keuntungan jangka panjang.