BERTUAHPOS.COM – Warga di Korea Utara (Korut) saat ini sedang dalam ancaman kelaparan setelah panen gandum ternyata tidak sesuai dengan target produksi pangan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mengakui bahwa sektor pangan negaranya saat ini dalam situasi ‘tegang’. Kim juga sempat salahkan angin topan dan banjir bandang yang menghantam negaranya setahun yang lalu sehingga membuat ketersediaan pangan di Korut kian memburuk
Dalam sebuah pertemuan dengan komite Partai Buruh di negara itu, Kim berucap, “Situasi pangan untuk masyarakat sekarang semakin menegangkan.” Para pemimpin partai pun didesak untuk fokus pada penyelesaian masalah pasokan pangan, seperti dilansir dari cnbctv18.com.
Media nasional tempo.co dalam pemberitaannya melaporkan hal buruk yang terjadi di negara otoriter itu setelah Kim Jong-Un sebagai pimpinan tertinggi Korut mengumumkan kondisi sulit yang mungkin bakal terjadi di negara.
“Mungkin lebih sulit,” kata Kim, dengan istilah ‘Maret yang sulit’. Kalimat ini tidak hanya membuat para pejabat di sana was – was, namun membuat dunia kebingungan, karena istilah ‘Maret yang sulit’ mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan pada awal 1990-an.
Pada tahun 1990-an, Korea Utama memang pernah mengalami masalah kelaparan massal yang menjadi pemicu runtuhnya USSR dan meninggalkan Pyongyang tanpa bantuan. Diperkirakan ada sekitar 3 juta warga Korea Utara meninggal karena tak makan.
Di 2021, Korut mengalami kelangkaan pasokan makanan dalam skala besar dan memicu harga sembako naik. Untuk satu kilo pisang di Korea Utara harganya bisa mencapai Rs3.336 atau setara dengan Rp72 ribu.
Sedangkan harga teh hitam naik menjadi Rs5.167 Rp100 ribu. Harga sekilo jagung di Korea Utara Rs204.81 atau setara Rp39 ribu.
Menurut beberapa catatan, pemicu utama kasus kelaparan di Korut akibat ditutupnya wilayah perbatasan untuk menekan tingginya kasus pandemi Covid-19, dijatuhkannya sanksi-sanksi internasional, serta terpaan banjir yang berkepanjangan. (bpc2)