BERTUAHPOS.COM — Polemik dari kasus narkoba yang menjerat Irjen Teddy Minahasa menggambarkan ada yang salah dalam proses di Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).
Pandangan ini diungkapkan oleh Peneliti Institute for Security anda Strategic Studies (ISESS) Bidang Kepolisian Bambang Rukmianto.
Bambang menduga lolosnya Irjen Teddy Minahasa mendapatkan promosi sebagai Kapolda Jawa Timur karena terdapat masalah dalam proses di Wanjakti.
Padahal, jenderal bintang dua itu diduga turut mengedarkan narkoba, namun, baru terungkap ke publik 4 hari setelah Kapolri menunjuknya sebagai Kapolda Jawa Timur yang baru.
“Artinya ada problem dalam proses Wanjakti dewan jabatan dan kepangkatan tinggi,” kata Bambang seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa, 18 Oktober 2022.
Menurut Bambang, Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam), Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) tidak memberikan masukan kepada Kapolri terkait penunjukkan Teddy.
Kemungkinan lainnya adalah adanya intervensi dari pihak eksternal yang membuat perwira tinggi bermasalah dipromosikan mendapatkan jadwal strategis. Intervensi tersebut, kata dia, bisa dari titipan politisi.
“(Untuk) mengamankan kepentingannya (politis) lah,” ujarnya.
Pada sisi lainnya, Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) di Polri tidak memiliki rekam jejak anggotanya yang digadang-gadang duduk di posisi penting.
Selain itu, terdapat rahasia umum bahwa merit system di Polri diwarnai nepotisme, koneksi, hingga gratifikasi. Hal ini mengakibatkan munculnya faksi, geng, atau gerbong-gerbong dalam tubuh Korps Bhayangkara.
“Akibatnya munculah Irjen Teddy Minahasa, menyusul Ferdy Sambo dan lain-lain,” tuturnya.***