BERTUAHPOS.COM — PM Benjamin Netanyahu tak pernah menyangka kalau Naftali Bennett sengaja untuk menyingkirkannya dalam perebutan kekuasaan di Israel.
Naftali Bennett adalah politisi sayap kanan Israel. Awalnya dia dipersiapkan oleh Netanyahu untuk saling merangkul, namun tiba – tiba situasi politik berubah.
Bennett malah memutuskan berkoalisi dengan kelompok Anti-Netanyahu bentukan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid. Alhasil, rezim Netanyahu kian terancam di Israel, menurut laporan Al Jazeera.
Naftali Bennett mengungkapkan niatnya untuk membentuk sistem pemerintahan baru yang lebih solid dengan temannya Yair Lapid.
“Semoga tuhan membantu kita untuk membawa Israel kembali ke jalan yang benar,” ujar Bennet, Ahad, 30 Mei 2021, dikitip dari tempo.co, Senin, 31 Mei 2021.
Yair Lapid adalah seorang dengan sosok tengah setelah mendapat mandat oleh Presiden Israel Reuven Rivlin untuk membentuk kabinet baru.
Netanyahu dianggap gagal dalam mengemban tugas itu (membentuk kabinet baru) usai Pemilu Israel pada 23 Maret lalu.
Pemilu itu sendiri berakhir imbang antara blok sayap kanan dan blok agama yang dipimpin Netanyahu.
Sikap Netanyahu ketika itu sangat optimis, bahwa dia memiliki kemampuan untuk mempertahankan jabatan, kemudian menaruh harapan terhadap ultranasionalis Naftali Bennett.
Netanyahu, ketika itu berpebdapat, kalau lah Bennett bergabung dengannya, maka blok sayap kanan solid akan mudah terwujud, dengan tak hanya mengendalikan 59 kursi di parlemen, namun juga mampu membujuk politisi sayap kanan di kubu Lapid untuk berpindah.
Naftali Bennett meng-iya-kan sebuah harapan palsu untuk Benjamin Netanyahu. Sikap politiknya ketahuan berubah setelah dia memutuskan untuk bergabung dengan Lapid dengan niat membentuk kabinet berisi figur kiri, kanan, dan tengah.
Ini sebuah konsep dan pendekatan yang berbeda dibanding Netanyahu. Menurut Bennett, pemerintah akan berhasil kalau semua kelompok bekerja sama.
“Tidak semua keinginan bisa tercapai, namun kita coba lakukan apa yang memungkinkan dibanding terus berkelahi atas hal yang mustahil,” ujar Bennet.
Netanyahu bereaksi keras atas keputusan Bennett. Bennett dianggap telah melakukan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas Israel.
Ia bahkan menyebut Bennett sebagai pengkhianat blok sayap kanan, meminta politisi di blok yang sama untuk tidak mengikuti jejak Bennet dan menjadi “kiri”.
Menurut laporan Reuters, koalisi Lapid – Bennett sudah diteken pada 10 Mei lalu, ketika pertempuran Israel – Palestina berlangsung.
Namun, keduanya memutuskan untuk menunda pengumuman karena situasi yang kurang kondusif. (bpc2)