Museum Sang Nila Utama yang terletak di Jalan Sudirman ini, sejal lama telah menjadi salah satu tempat wisata edukasi di Pekanbaru.
Museum diresmikan tahun 1994 ini, setidaknya mengklasifikasikan 10 jenis secara keseluruhan dan memiliki 4.000 koleksi, termasuk benda-benda antik yang berhubungan dengan sejarah Riau di masa lampau.
Museum ini memiliki secara umum memotret sejarah berdirinya Riau. Di pintu masuk, pengunjung sudah disuguhkan mengenai sejarah perjuangan rakyat Riau lengkap dengan dokumentasi berupa foto-foto pahlawan dari Bumi Lancang Kuning.
Secara umum, memang ada banyak hal-hal baru di Museum Sang Nila Utama, yang sebelumnya tidak pernah ada. Seperti senjata yang digunakan saat membela diri saat perang, uang sebelum dan sesudah kemerdekaan, bedil senjata yang digunakan masyarakat Kuntu Darussalam saat mengusir penjajah Jepang, dan lain-lain.
Selain itu, di tempat ini pengunjung juga disuguhkan berbagai replika, seperti Candi Muara Takus yang menggambarkan peradaban masyarakat Riau dahulu kala. Tempat tidur dengan konsep tempo dulu, pakaian tradisional, motif kain-kain tradisional dan lain sebagainya.
Bertuahpos.com di temai oleh Martin seorang pemandu wisata, saat berkeliling melihat berbagai koleksi di Museum Sang Nila Utama, pada akhir pekan lalu. “Museum ini buka mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Kalau hari Senin kita off,” katanya.
Sambil berkeliling, Martin mengungkapkan, bahwa koleksi yang ada di Museum Sang Nila Utama sangat mungkin akan bertambah seiring berjalannya waktu. Mengingat, semakin ke sini semakin banyak penemuan-penemuan baru tentang bukti-bukti peradaban masyarakat di Riau terdahulu.
“Ada saja temuan-temuan atau penyerahan benda-benda peninggalan sejarah oleh masyarakat dari daerah, agar bisa dirawat dan dijaga oleh Museum Sang Nila Utama,” tuturnya.
“Pengunjung biasa yang paling banyak di hari Kamis atau Sabtu Minggu, terutama anak-anak sekolah,” ujar Martin.
Dalam kesempatan itu, dia juga menuturkan kesalahannya, bahwa saat ini masih banyak masyarakat di Riau yang belum familiar dengan Museum Sang Nila Utama.
“Kami, sekarang harus turun ke daerah-daerah dengan bus untuk berkeliling dilengkapi dengan bioskop mini, untuk memperkenalkan berbagai koleksi yang kita punya, supaya masyarakat lebih mengenal museum ini.
Saat pandemi Covid-19 melanda, tingkat kunjungan masyarakat ke Museum Sang Nila utama menurun drastis. Bahkan hingga kini, kondisinya kunjungan masih belum sepenuhnya pulih. “Sekarang paling banyak 100 orang per hari,” tuturnya.
Dia juga menyebut, pihak pengelola juga sudah menyediakan booth yang akan memenuhi kebutuhan informasi pengunjung jika mereka tidak bisa bertanya langsung ke pemandu. Di booth ini tersedia informasi secara lengkap mengenai nama barang, sejarah dan informasi pendukung lainnya.
“Disarankan untuk adik-adik kita yang masih sekolah, untuk datang ke Museum Sang Nila Utama, supaya mereka bisa mendapatkan pelajaran baru yang berharga,” tuturnya.***[Fifin]