BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru terus lakukan pemantauan elpiji 3 kilogram (Kg). Terutama pada penyaluran atau distribusi gas dari agen ke pangkalan yang sering diselewengkan.
Â
Hal itu disampaikan Kepala Disperindag Pekanbaru, Azwan kepada kru bertuahpos.com. “Saya ada belum lama ini gerebek satu mobil bawa elpiji 3 kilogram yang tidak jelas dari mana pangkalannya. Ternyata menjual ke pengecer,” sebut Azwan, Kamis (18/02/2016).
Â
Azwan menyebut pangkalan abal-abal yang kedapatan jual elpiji ke pengecer tersebut. Azwan sudah mengambil lima tabung untuk dijadikan bukti. “Kita panggil pangkalannya dan PHP (Pemutusan hubungan Pendistribusian). Agennya juga sudah kita sanksi dan informasikan ke Pertamina,” katanya.
Â
Dirinya masih memperkirakan ada banyak yang kucing-kucingan melakukan penyelewengan. “Masih banyak kita jumpai dan laporan masyarakat. Hanya saja keterbatasan tenaga dan anggaran juga jadi kendala. Tetapi kita tetap kerjakan tupoksi,” sebut Azwan.Â
Â
Bahkan dirinya juga pernah diancam atau diintimidasi oknum aparat. “Kami dapat ancaman, tetapi kita tidak bergeming. Walau didatangi oknum tertentu, melaksanakan tugas. Saya katakan saja tolong hargai tugas pokok dan fungsi saya,” katanya.
Â
Sebab bagi Azwan penyelewengan elpiji tidak bisa dibiarkan. Sebab dapat merugikan masyarakat, yang selama ini menjadi konsumen elpiji 3 kg. “Ini barang subsidi. Tidak bisa dibiarkan ada penyelewengan, ini yang buat harganya sampai Rp 20 ribu bahkan Rp 25 ribu per tabung,” katanya.
Â
Saat ini ada 12 agen gas, yang menyuplai elpiji 3 kg ke 613 pangkalan resmi. Dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 18 ribu per tabung. Hanya saja dilapangan harga gas bersubsidi di pengecer bisa mencapai lebih dari Rp 20 ribu. Sehingga tak jarang membuat masyarakat terpaksa membeli dengan harga yang lebih tinggi sebab di Pangkalan elpiji 3 kg juga sering habis.
Â
Disperindag Pekanbaru saat ini tengah mengupayakan penambahan kuota elpiji 3 kg sebanyak 90 ribu tabung per bulan. Jumlah 500ribu tabung yang dijatah Pertamina tiap bulannya dirasa tak lagi mencukupi mengingat pertumbuhan penduduk dan UMKM yang pesat. (Riki)