BERTUAHPOS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih rawan untuk kembali melemah di awal pekan ini, Senin (26/8/2013). Paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Pemerintah pekan lalu cenderung diabaikan pasar.Â
Â
Nilai tukar rupiah masih terus melemah, menembus level Rp 11.058 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg) atau melemah 1,68 persen, akhir pekan lalu. Hal itu terjadi di tengah penguatan sebagian mata uang Asia lainnya. IHSG pun masih ditutup melemah tipis di 4.169,83 (0,04 persen). Sementara itu bursa global kompak ditutup naik. Dow indeks naik ke 15.010,5 (0,31 persen). Yield obligasi pemerintah AS (Treasury Bond – TB) 10 tahun relatif stabil, ditutup di 2,815 persen.Â
Â
Awan negatif terus berada pada laju rupiah seiring laju nilai tukar dollar AS yang terus menguat dengan rencana The Federal Reserve yang mengindikasikan pengurangan stimulus pada bulan depan. Adanya rencana Bank Indonesia yang akan melakukan penyelamatan rupiah dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder dan menjaga transaksi berjalan belum banyak berimbas pada pasar.Â
Â
Masih tingginya yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun dan yield SUN yang juga meningkat turut menambah sentimen negatif di pasar.Â
Â
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menyatakan kemungkinan pasar Asia akan bergerak variatif didukung dengan indeks futurenya.Â
Â
“Untuk rupiah cenderung masih akan melemah mendekati level resistensi baru di kisaran antara Rp 11.200-11.400 per dollar AS. Pelaku pasar mengabaikan paket kebijakan ekonomi pemerintah dan BI,” kata Lana.
Â
sumber: kompas