BERTUAHPOS.COM — Petani kelapa di Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), mengeluhkan hasil panen buah kelapa yang mengalami penurunan drastis.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak empat bulan belakangan. “Mulai September lalu, jumlah panen sudah turun,” kata Sarkawi, seorang petani kelapa di Dusun Pisang, Sabtu, 28 Desember 2024.
Kelapa sudah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat di sini sejak lama. Nenek moyang mereka dulu membuka hutan belantara, membangun kebun untuk diwariskan ke anak cucu.
Para petani juga rutin melakukan replanting, atau peremajaan kebun sebelum pohon kelapa tidak produktif. Mereka biasanya menanam bibit baru di celah batang yang sudah tua.
Tapi, masalah yang dihadapi kali ini berbeda. Kata Sarkawi, di usia sekarang, pohon kelapa seharusnya masih sangat produktif untuk menghasilkan buah. “Ini bukan soal waktu peremajaan sudah tiba. Kondisinya sekarang berbeda,” katanya.
Dia menyebut, penurunan produksi buah kelapa juga tidak tanggung-tanggung. Hampir 80%, bahkan beberapa kebun turunnya bisa 90%. “Untuk kebun yang biasanya panen 1.500 biji, sekarang paling 300 biji yang bisa dipanen,” tuturnya.
Turunnya produksi kebun kelapa di Dusun Pisang, berdampak ke banyak pihak. Seperti pekerja borongan yang menggantungkan ekonomi pada pekerjaan itu.
“Tidak semua masyarakat di sini punya kebun kelapa. Akibat turunnya hasil panen, pemilik kebun memilih mengerjakan sendiri,” kata Sarkawi.
Kendati demikian, petani kelapa masih tertolong karena harga jual kelapa bulat cukup tinggi. Di tingkat pengepul harganya mencapai Rp5.000 per butir. “Kalau jual langsung ke perusahaan harganya sudah Rp6.000 per butir,” jelasnya.
Menurunnya hasil panen kepala menyebabkan ketersediaan bahan baku di sektor industri jadi sangat terbatas.
Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) mencatat, ada dua faktor yang menyebabkan itu terjadi, yakni; kegiatan ekspor buah kelapa yang tak terkendali dan hasil panen kebun kelapa yang turun drastis.
Ketua Bidang Industri Aneka Produk Kelapa HIPKI, Dippos Naloanro Simanjuntak mengatakan berkurangnya bahan baku berimbas terhadap turunnya produk turunan kelapa, di tengah permintaan pasar yang meningkat.
“Selain masalah ekspor, pasokan kelapa dalam negeri saat ini terguncang, juga diakibatkan turunnya produktivitas kebun. Penyebabnya, kekeringan beberapa waktu lalu,” katanya.****