BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah kembali menghasilkan Saving Bond Ritel (SBR) seri 002. Setelah sebelumnya SBR seri 001 telah dikeluarkan.
Menurut Sales Equity PT Relience Scurities, Hermawan Wahyudi, SBR cocok bagi investor pemula untuk mulai mengenal tentang dunia investasi. Hadirnya SBR in memang disuguhkan untuk masyarakat. SBR bisa diumpamakan sebagai pengganti Sukuk.
“Sifatnya lebih sebagai pelengkap kekurangan-kekurangan yang ada di Sukuk,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (09/05/2016).
SBR disuguhkan kepada masyarakat dengan tingkat tingkat pengembalian kupon 7,5 persen per tahunnya. Proteksi penuh atas nilai pokok investasi akan di dijamin langsung oleh Pemerintah.
SBR jauh lebih bagus untuk investor pemula karena jika dibanding deposito, bunga untuk SBR jauh lebih tinggi dibanding deposito. Kecenderungan bagi masyarakat yang mengantongi uang Rp 5 juta sapai Rp 10 juta, jauh lebih bagus menggunakan SBR.
Sementara jika ingin melakukan investasi besar-besaran, biasanya pelaku investor lebih cenderung menggukan deposito ketimbang SBR.
“SBR lebih cocok dimanfaatkan untuk masyarakat pekerja. Dengan kata lain, masyarakat yang hanya punya sedikit seaktu luang, dan sangat tidak memungkinkan untuk membuka usaha. Alangkah baiknya uang tersebut diinvestasikan ke SBR,” kata Hermawan.
Dia juga menjelaskan bahwa SBR diperuntukkan kepada masyarakat yang memang tidak punya kebutuhan mendesak. Sebab investasi uang ke SBR punya batas waktu yang sudah ditentukan. Selama batas waktunya belaum sampai, maka uang tersebut tidak bisa ditarik.
Berbeda dengan Sukuk, atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang setiap saat bisa saja dlakukan atau diikutkan dalam penjualan pasar bursa, dengan mengacu pada harga saat itu.
Sedangkan untuk SBR, bisa dilakukan pencairan setelah uang ternvestasi selama 1 tahun. Namun uang tersebut tidak bisa ditari sepenuhnya. Hanya 50 persen yang bisa dilakukan pencaran.
“Misalnya kita ikut dengan invest sebesar 10 juta rupiah. Setelah 1 tahun uang kitanya bisa kita tarik setengahnya. Baru nanti setelah jatuh tempo uang invest tersebut bisa dilakukan penarikan penuh berkut dengan bunganya sebesar 7,5 persen,” sambungnya.
SBR ditetapkan dengan suku bungan pengambang. Ini salah satu keuntungan yang peroleh para investor. Hermawan menjelaskan yang dimaksud dengan suku bunga mengambang, jatah persen di SBR mentok di suku bungan terakhir.
Mislanya 7,5 persen, ternyata dalam setahun itu Suku Bunga BI menurutn, maka bunga yang diperoleh investor tidak ikut turun, tapi bertahan diangka paling akhir 7,5 persen. Namun jika dalam perjalanan waktu selama setahun itu terjadi kenaikan suku bungan BI, maka bunga SBR juga akan ikut baik menyesuaikan dengan Suku Bunga BI.
SBR-002 merupakan seri obligasi ritel terbaru yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia melalui pasar perdana dengan masa penawaran 28 April 2016 hingga 18 Mei 2016.
SBR-002 merupakan obligasi tanpa pasar sekunder dengan tenor taua batas waktu penyimpanan 2 tahun yang mempunyai fitur kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor), dan juga fitur Early Redemption pada periode yang ditentukan dimana investor dapat mencairkan sebagian kepemilikannya.
“Sama seperti Sukuk. Tapi ini lebih menjamin dan bunganya lebih tinggi. Kalau untuk investor pemula sangat baguslah. Dinamding untuk didepositokan, uang sedikit itu belih bagus di SBR,” sambungnya.
Penulis: Melba