BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengaku masih banyak kendala yang dihadapi petugas saat memadamkan api di sejumlah lahan yang terbakar di Provinsi Riau.
“Antara pelaku dan petugas, kalau di lapangan itu masih kucing-kucingan. Kita tahu itu dibakar, tapi setelah ditelusuri pelaku sudah kabur, entah kemana perginya,” ujar Edwar, kepada bertuahpos.com, Rabu, 20 Februari 2019.
Dia menyebut, kendala lain yang dihadapi dalam pencegahan dan penanganan Karhutla di Provinsi Riau yakni, masih tingginya animo masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar.
“Sebab ini cara yang mudah, murah dan cepat. Makanya pelaku masih kucing-kucingan dengan kita,” ungkapnya.
Data dari BPBD Provinsi Riau menyebut, saat ini sudah dipetakan ada sekitar 188 desa rawan Karhutla di Provinsi Riau yang terdapat pada 75 kecamatan. Dari total luasan lahan terbakar di Provinsi Riau sebanyak 841 hektar, Kabupaten Bengkalis masih rekor sebagai daerah dengan sumbangan luasan lahan terbakar terbanyak, yakni sekitar 626 hektar.
“Memang hingga kini Bengkalis masih terbanyak menyumbang luasan lahan terbakar jika dibandingkan dengan daerah lain. Memang kondisinya untuk saat ini, seperti wilayah Rohil, Dumai dan Bengkalis itu sangat panas sekali, bahkan tak ada hujan,” ungkapnya, Selasa, 19 Februari 2019.
Sebelumnya, status siaga darurat penanganan Karhutla di Riau secara resmi ditetapkan dalam skala provinsi, berlaku sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019. Hal ini dianggap sudah memenuhi syarat karena kini sudah ada 3 daerah di Provinsi Riau yang menetapkan status sama. Diantaranya, Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Kota Dumai. (bpc3)