BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kebijakan maskapai menerapkan bagasi berbayar diyakini akan semakin memperburuk ekonomi masyarakat terutama di daerah. Efek domino dari masalah ini harusnya bisa dipahami oleh pihak-pihak pengambil kebijakan.
Ketua ASITA Riau Dede Firmansyah menyebut, kenyataanya tidak demikian. Para pihak pengambill kebijakan tidak melakukan telaah secara seksama, sehingga akibat dari kebijakan bagasi berbayar ini sangat mungkin mengancam perekonomian masyarakat, khususnya sektor UMKM di Riau.
“Tidak hanya travel. UMKM yang menyediakan oleh-oleh juga terancam. Pihak pengambil kebijakan harusnya lebih paham atas dampak yang terjadi,” uangkapnya kepada bertuahpos.com, Senin, 11 Februari 2019 di Pekanbaru.
Dede menyebut, diberlakukannya bagasi berbayar oleh maskapai diyakini akan memperburuk perekonomian masyarakat terutama sektor UMKM. Kondisi masyarakat Indonesia memang tidak bisa disamakan dengan kebiasaan masyarakat luar negeri yang sudha terbiasa dengan hal-hal semacam ini.
“Kalau dibandingkan dengan orang luar negeri yang sudah terbiasa dengan bagasi berbayar, iya, benar. Tapi bapak-bapak pengambil kebijakan harus paham bahwa budaya orang asing berbeda dengan kita masyarakat Indonesia. Orang asing itu kalau pergi tidak bawa oleh-oleh memang sudah menjadi kebudayaan mereka, Kalau Indonesia kan tidak seperti itu,” sambungnya.
Dia menyebut sangat disayangkan hanya karena kebijakan bagasi berbayar nantinya akan berdampak pada lumpuhnya perekonomian UMKM. Ini sama saja dengan kegagalan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata. Apa gunanya pariwisata tapi enggak ngefek ke sektor lainnya. (bpc3)