“Saya ikut mengantar Salman ke rumah sakit. Kondisi tubuhnya memar. Pihak rumah sakit masih memprioritaskan bagian kepala korban apakah ada luka atau tidak.”
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tawa ceria M. Salman Faris, siswa kelas 3 SD 121 Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru itu seketika berubah menjadi bencana. Siapapun tidak pernah menyangka kalau kejadian seperti ini menimpa bocah berusa 9 tahun itu.Â
Kamis pagi, 7 Januari 2019, saat jam istirahat pertama, Salman sedang berlari mengejar seorang kakak kelasnya di halaman sekolah, persis dekat pagar pembatas antara jalan dengan lingkungan sekolah. Kakak kelasnya kemudian melompati sebuah pagar di samping plang nama sekolah. Dengan cepat tubuh itu menyeberang.Â
Salman kemudian mencoba ikut melompat pagar itu mengikuti kakak kelasnya, namun karena tubuhnya lebih kecil, saat meloncat, kedua tangannya berhasil memegang ujung pagar dengan posisi tubuh menggantung, selang beberapa detik tiba-tiba, bruuuk… pagar batu itu tumbang.Â
Seluruh tubuh Salman ditindih pagar hingga kening. Saat itu tak ada respon. Tubuh mungil Salman kaku, lemas dan tak bergerak. “Awak lihat orang tu kejar- kejaran, bang,” kata Zaki, teman sekelas Salman.Â
Di luar pagar, seorang wali murid paruh baya bernama Tintin, tengah duduk di atas sepeda motornya yang terparkir persis di depan sekolah itu. Kepada bertuahpos.com, dia mengakui tidak tahu persis bagaimana pagar itu bisa roboh.Â
Namun di saat yang sama dia mendengar suara teriakan siswa tangah gaduh dan mencuri perhatiannya. Saat menoleh ke arah suara, dia melihat pagar beton itu sudah rata dengan tanah dan menidih tubuh seorang siswa.
Titin kemudian berteriak kepada beberapa pedagang yang tengah berjualan di depan sekolah itu dan meminta tolong. Para pedagang pria berhamburan berlari menuju Salman. Secara bersama-sama mereka melepaskan tubuh bocah ini dari himpitan pagar. tatkala diangkat, tubuh Salman lemas. Dia sudah tidak sadarkan diri.Â
Seorang pedagang lainnya kemudian langsung berlari ke arah jalan dan menyetop sebuah mobil. Salman lalu dibawa ke Rumah Sakit Awal Bross, Jalan A. Yani, Pekanbaru didampingi salah seorang guru SD 121 Pekanbaru, dan Titin sendiri.Â
Kondisi pagar itu memang terlihat tidak kokoh, karena tidak ada satupun penyangga seperti besi ataupun paku sebagai penahanannya.Â
Para petugas dan perawat terlihat sibuk, sesaat setelah tubuh Salman dikeluakan dari dalam mobil. Dia dilarikan ke UGD, untuk mendapatkan pertolongan pertama dan pemeriksaan. Namun lantaran luka yang dideritanya cukup parah, pihak rumah sakit memutuskan membawanya ke ruang ICU.Â
“Saya ikut mengantar Salman ke rumah sakit. Setelah itu baru saya kembali ke sekolah. Saya kebetulan tengah menunggu anak. Anak saja juga sekolah di sini. Kondisi tubuhnya memar. Pihak rumah sakit masih memprioritaskan bagian kepala korban apakah ada luka atau tidak,” ujar Titin.
Sementara itu, di depan SD 121, berkerumun sejumlah orang. Media, aparat kepolisian dari Polres Sukajadi, guru, masyarakat, wali murid, dan siswa-siswa yang masih menikmati waktu istirahat. Kepada wartawan para saksi dan siswa-siswa ini banyak bercerita mengenai kronologi kejadian tersebut.Â
Dari arah jalan, posisi pagar yang roboh menimpa tubuh mungil Salman berada di bagian kanan plang nama sekolah. Model pagar sama juga terdapat di posisi sebelah kiri papan nama sekolah itu. Karena khawatir akan roboh lagi, seorang pria kemudian menendang pagar itu. “Cuma sekali tendang langsung roboh,” katanya.
Dari pengamatan di lapangan, memang pagar itu dibangun sepertinya tanpa pondasi yang kokoh. Jika melihat dari strukturnya batu bata langsung disusun di atas tanah. Pagar ini hanya bertumpu pada tiang di bagian kiri dan kanannya, menyatu dengan semen plaster, tanpa ada besi penahan. Oleh sebab itu jangan heran jika sekali tendang saja pagar ini langsung roboh.Â
Seorang penjaga sekolah, saat dijumpai bertuahpos.com, menyebut, sebelum insiden ini, bagian lain dari pagar tersebut, juga pernah roboh, namun saat itu tidak ada menimbulkan korban.Â
Setiap bagian bangunan pagar yang roboh tersebut, diperkirakan memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, dengan lebar sekitar 1 meter. Pagar ini ada 3 bagian yang bentuknya sama, namun sudah diperbaiki. Dia membenarkan kalau pondasi pagar yang menimpa Salman, tidak kuat.
Sementara itu, Dirham, warga yang tinggal tidak jauh dari SDN 121 Pekanbaru, mengatakan, kondisi pagar itu memang terlihat tidak kokoh, karena tidak ada satupun penyangga seperti besi ataupun paku sebagi penahanannya.Â
Bagian ujung pagar hanya menempel ke dinding lain dengan keramik tak ada sambungan seperti besi atau paku yang mengubungkan setiap sisi pagar dengan bagian lainnya.
“Sayakan baru 1 tahun jadi kepala sekolah di sini, saat saya masuk pagar itu memang sudah ada. Saya tanya ke kepala sekolah yang lama, dia bilang juga begitu, pagarnya sudah ada sejak dia menjabat.”Â
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, membantah bahwasanya tembok roboh SDN 121 Pekanbaru di Jalan Cut Nyak Dien merupakan proyek pembangunan pemerintah. Dia menyebut pagar itu adalah modifikasi sekolah.Â
“Bukan pemerintah yang buat,” ujarnya kepada bertuahpos.com. Pagar  yang roboh awalnya juga tidak memiliki tanda-tanda akan rubuh, atau tidak terlihat miring, tapi memang karena ada beban dari siswa yang memanjat bagian pagar.
Meski menganggap hal tersebut kecelakaan, Jamal menyayangkan sikap sekolah yang tidak melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait pembangunan tembok tersebut. Pihak sekolah harusnya tanggap, dan memberikan laporan atas setiap bentuk kgiatan pembangunan di setiap sekolah.
Membantah menunggu laporan dari sekolah dan masyarakat, Jamal mengklaim pihaknya selama ini juga telah melakukan pengecekan terhadap beberapa bangunan sekolah yang ada di Pekanbaru.
“Kita juga sudah ada turun ke sekolah-sekolah. Tidak hanya menunggu. Dari pengaduan sudah kita koreksi, ambil tindakan, yang bahaya, sudah kita beri izin merobohkan. Seperti kemarin ada sekolah yang lotengnya kita rubuhkan, tanggalin nanti kita bangun baru,” klaimnya.
Sementara itu, pihak kepolisian memastikan akan melakukan penyelidikan terkait robohnya pagar SDN 121 Pekanbaru hingga menimpa seorang siswanya hingga tidak sadarkan diri. Kapolsek Sukajadi, Kompol Zulfa mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait pembangunan pagar yang diduga tidak sesuai standar. Â
Lokasi kejadian ketika itu sudah dipasang garis polisi. “Berdasarkan keterangan saksi yang kami temui di lokasi, kronologi kejadiannya seperti itu,” ujar Kapolsek Sukajadi, Kompol Zufra. “Ini kita lidik dulu. Belum bisa kita simpulkan. Sekarang sedang kita lidik. Tidak (harus ada laporan). Langsung kita lidik,” jelasnya.Â
Kepala SDN 121 Pekanbaru, Supartin kepada bertuahpos.com mengatakan tidak tahu menahu asal usul adanya pagar tersebut. Pada saat kejadian, dia juga menghubungi Kepala Sekolah SD 121 sebelumnya.Â
“Sayakan baru 1 tahun jadi kepala sekolah di sini, saat saya masuk pagar itu memang sudah ada. Saya tanya ke kepala sekolah yang lama, dia bilang juga begitu, pagarnya sudah ada sejak dia menjabat,” ujarnya.
Supriati mengakui pihaknya sangat menyayangkan atas terjadinya insiden ini. Kepada pihak keluarga dia sudah menyatakan permohonan maaf secara pribadi waktu berada di rumah sakit.Â
“Kami sangat tidak menyangka kejadian seperti ini bisa menimpa salah satu murid di sekolah kami,” ujarnya.(tim)
TIM LIPUTAN: Bayu, Teguh, Melba, Romi
PENANGGUNG JAWAB: M. Junaidi