BERTUAHPOS.COM – Rusydiyah Club. Banyak yang tidak tahu dengan nama ini. Bahkan mungkin tidak tercatat sedikitpun dalam buku sejarah bangsa yang biasa ditemukan. Padahal ini adalah bagian penting bagi orang-orang Melayu di pesisir Riau terutana Kepri. Bahkan Rusydiyah Club diduga menjadi pijakan terhadap deklarasi Sumpah Pemuda.
Rusydiyah Club adalah nama sebuah organisasi tempat berkumpulnya kaum intelektual. Mereka berdiskusi soal agama, ekonomi, sosil, budaya dan bahasa serta politik. Di sini pula mereka memproduksi karya-karya yang kemudian dicetak lalu disebarkan untuk dibaca masyarakat.
Di Pulau Penyengat ketika itu hanya ada 2 percetakan. Pertama Mathba’at al-Riauwiyah dan Mathba’at ah-Ahmadiyah. Sedangkan percetakan milik kerajaan yang ada di Lingga bernama Rumah Cap Kerajaan. Karya-karya pada cendikiawan Rusydiyah Club juga ada yang diperbanyak penerbit Al-Imam di Singapura.
Menurut Ahmad Dahlan dalam bukunya berjudul: Sejarah Melayu, perkumpulan ini ada sebagai bentuk perlawanan kepada Belanda yang tidak lagi dapat di lakukan dengan perlawanan senjata. Melalui pemikiran dan ide perlawanan terhadap Belanda mereka lakukan.
Para intelektual Rusydiyah Club tak mau meracuni masyarakat dengan agar melawan Belanda dengan senjata, karena itu hanya akan mengorbankan rakyat, sebab kekuatan Belanda dalam persenjataan selalu unggul jika dibanding senjata milik Kerajaan Lingga. Oleh sebab itu bentuk perlawanan harus di ubah. Yakni melalui pemikiran dan pencerahan.
Nama Raja Ali Kelana juga muncul sebagai para penggiat di organisasi ini. Siapa yang punya gagasan untuk mendirikan Rusydiyah Club? Kapan kelompok ini berdiri dan apa hubungannya dengan perkumpulan Budi Utomo hingga lahir Sumpah Pemuda? Ikuti terus ikuti terus edisi khusus Hari Kemerdekaan RI di bertuahpos.com. (bpc3)