BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ketua Komisi V DPRD Riau, Aherson mengatakan PKL yang akan dilaksanakan oleh SMAN 1 Pekanbaru tidak bisa dipaksakan. Kalau ada pemaksaan untuk pergi, kata Aherson, maka pihaknya akan memanggil kepala sekolahnya.
Hal itu diungkapkan Aherson saat ditemui bertuahpos.com di kantornya, Kamis 8 Maret 2018.
“Saya melihat Praktek Kerja Lapangan (PKL) bukanlah kurikulum yang disusun oleh Dinas Pendidikan. Sifatnya hanyalah untuk menimba ilmu saja,” terang Aherson.
Dilanjutkan Aherson, karena tidak ada di kurikulum, maka PKL yang dimaksud ini tidak bisa dipaksakan kepada murid agar mengikutinya.
“Kalau memang ada orang tua murid yang keberatan dengan mahalnya biaya, tapi masih dipaksakan, itu yang tidak boleh. Kita panggil kepala sekolahnya,” tambah Aherson.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak SMAN 1 Pekanbaru membebankan dana Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke siswa sebesar Rp850 ribu per siawa.
Pihak sekolah rencananya akan memberangkatkan sekitar 377 siswa ke Desa Tanjung Belit, Kecamatan Siak Kecik, Bengkalis. Rencana PKL ini akan berlangsung selama tiga hari-tanggal 9 sampai 12 April 2018 nanti.
Baca: Pengamat Pendidikan: PKL SMAN 1 Itu Jangan Jadi Kedok Untuk Cari Duit!
Masalah ini ternyata menjadi keluhan oleh seorang wali murid. Sebab dana sebesar Rp850 ribu itu terasa memberatkan. Selain itu kegiatan PKL yang diselenggarakan oleh pihak SMAN 1 Pekanbaru terkesan dipaksakan.
“Biasanya kalau SMA kan tak ada PKL. Setahu saya PKL hanya untuk SMK,” katanya saat mengadukan masalah itu ke bertuahpos.com.
Data yang berhasil dihimpun bertuahpos.com, total biaya keseluruhan dari kegiatan ini menghabiskan anggaran sebesar Rp315 juta. Jika dibagi dengan jumlah siswa yang berangkat idealnya Rp835 ribu lebih perorangnya, namun pihak sekolah membuatkan sebesar Rp850 ribu untuk setiap siswa.
Selain itu, salah satu agenda yang akan diikuti oleh para siswa yakni kunjungan ke PT. Indah Kiat namun biaya minum dari kegiatan itu juga dibebankan ke siswa sebesar Rp45 ribu per siswa dengan total keseluruhan Rp1,1 juta.
“Ini juga salah satu yang mengganjal menurut saya. Setahu saya kalau kunjungan ke perusahaan biaya konsumsinya bukan siswa yang tanggung. Apalagi sekelas PT. Indah Kiat. Makanya aneh jadinya.” katanya.
Bertuahpos.com juga menerima aduan tiga wali murid yang mengeluhkan hal serupa. Mereka keberatan dan sedikit terbeban dengan adanya kegiatan PKL itu. Hal lain yang menjadi keluhan yakni pada biaya konsumsi total 377 siswa sebesar Rp94,2 juta lebih. Konsumsi panitia guru sebesar Rp8 juta, konsumsi supir bus dan kenek Rp6 juta, snack di jalan Rp4,3 juta untuk total selama tiga hari itu. (bpc2)