BERTUAHPOS.COM(BPC),SIAK- Ada yang berbeda pada ramadhan kali ini, dimana sekelompok pemuda Kampung Benteng Hilir lakukan kegiatan tanding meriam buluh di samping kantor Camat lama atau sekarang di dekat kantor Bea Cukai kab.Siak,Kecamatan Mempura,Rabu (21/6/2017).
Kegiatan itu baru dua kali diadakan, ramadhan tahun lalu dan ramadhan tahun ini. Meriam merupakan sejenis permainan yang mengandalkan suara dentuman. Bukan meriam untuk melawan musuh yang menyerang, bukan pula lemparan bom yang bisa melumpuhkan lawan. Inilah sebuah permainan yang sering dilakoni oleh anak-anak zaman dulu, hampir disetiap menyambut Ramadhan dan juga menjelang lebaran permainan seperti ini, kerap digandrungi oleh anak-anak yang berada dikampung-kampung.
Arifan A. Md. Sn salah satu pemuda Kampung Benteng Hilir yang juga penggerak pada kegiatan itu menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam upaya mempertahankan permainan tradisional masyarakat melayu yang kian tergerus dengan zaman.
” kita buat acara ini supaya anak anak  kita yang sekarang tau permainan tradisional kita kecil dulu. Kegiatan ini juga kita buat untuk menyambut malam 27 liko.Kedepan kita berharap permainan meriam buluh ini dikenal dengan anak-anak zaman sekarang yang sama sama  kita  lihat anak sekarang sudah tidak  tahu lagi permainan ini.” Ujar Ifan dengan logat melayu nya.
Ia juga menjelaskan pertandingan meriam buluh ini dimulai dari setelah sholat sunat tarawih hingga selesai di hari kamis malam jumat,(22/06/2017). Peserta yang diikutkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Untuk anak-anak pertandingan ini gratis,untuk orang tua dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp.5.000.
” acara kita mulai lepas tarawih sampai siap,dari anak- anak hingga orang dewasa boleh ikut untuk memeriahkan acara kita ini. Jumlah meriam buluh kita buat ada 17 buah,cuma yang kita mainkan cuma 10 buah,sisanya buat cadangan.jadi soal meriam sudah kami siapkan,jadi peserta yang mau main tinggal main saja.” Ujar pemuda berambut kribo lulusan salah satu kampus seni dip ekanbaru itu.
Terpisah, hal senada juga disampaikan oleh Anggi salah satu masyarakat Kampung Benteng Hilir. Ia sungguh kagum dengan pemuda yang masih peduli dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,selain kegiatan positif,ini juga mengingatkan kepada generasi selanjutnya bahwa ini permainan tradisional orang melayu zaman dulu.
” sungguh bagus acara ini dibuat sebab ini salah satu mempertahankan budaya kita. Dulu meriam buluh ini kerap saya mainkan,sekarang dah tak pernah lagi saya dengar. Saya bersyukur betul masih ada pemuda yang peduli dengan kegiatan-kegiatan seperti ini.nampaknya sepele tapi ini lah budaya kita dulu,selain buat lampu colok dan sebagainya” Ujar Anggi dengan bersemangat.(bpc13)