BERTUAHPOS.COM, Berdasarkan kinerja saham di bursa efek, saham-saham rokok memiliki kinerja yang menurun di triwulan kedua tahun ini. Tercatat hanya ada 1 saham yang mengalami kenaikan harga, dan ada 3 saham yang mengalami penurunan harga dari awal triwulan kedua tahun ini.
Saham-saham yang mengalami kenaikan adalah saham GGRM. Saham GGRM mengalami kenaikan sebesar 5,26% dari Rp 49.400 per lembar pada awal April 2014 menjadi Rp 52.000 pada akhir bulan Juni. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan harga adalah saham RMBA,WIIM,HMSP. Saham yang mengalami penurunan nilai paling besar adalah saham WIIM. Saham WIIM mengalami penurunan sebesar 20,27% dari Rp740 per lembar pada awal April 2014 menjadi Rp590 pada akhir bulan Juni.
Dari sisi likuiditas, saham yang paling sering diperdagangkan adalah saham WIIM yang selama triwulan kedua memiliki total volume perdagangan 107 juta lembar saham. Saham yang paling jarang diperdagangkan adalah saham HMSP dengan total volume perdagangan sebanyak 441.500 lembar saham. Jika dilihat secara keseluruhan, saham-saham rokok tidak terlalu likuid karena hanya ada 2 emiten saja yang paling sering diperdagangkan.
Faktor utama penyebab saham rokok tidak likuid tidak lain karena harga saham dari emiten rokok cukup mahal dan juga saham yang dilepas tidak banyak. Dari sisi volatilitas, saham yang memiliki volatilitas paling tinggi adalah saham RMBA sedangkan saham yang memiliki volatilitas paling rendah adalah saham HMSP. Secara singkat, kinerja saham-saham industri consumer goods, sub sektor rokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Adanya peraturan untuk mencantumkan gambar mengerikan (pictorial health warning/PWH)Â pada kemasan rokok ternyata turut memberikan sentimen negatif terhadap kinerja saham emiten rokok. Hal ini terlihat pada turunnya harga saham RMBA, HMSP,GGRM paska penerapan peraturan PWH. Saham RMBA turun 1,05%, saham HMSP turun 0,44% dan saham GGRM turun 2,8%. Dari segi volume perdagangan, paska penerapan PWH terjadi kenaikan volume transaksi saham-saham rokok. Volume perdagangan emiten rokok naik 2 kali lipat dari tadinya memiliki total volume perdagangan sebanyak 547.700 lembar saham, satu hari kemudian naik menjadi 1.119.900 lembar saham.
Secara historis, kinerja fundamental perusahaan yang bergerak di industri rokok akan mengalami penurunan kinerja pada saat bulan puasa. Hal ini disebabkan karena pada bulan puasa penjualan rokok akan menurun drastis. Trend ini dapat dikonfirmasi dari keempat emiten rokok yang memiliki trend yang sama sepanjang bulan puasa selama 3 tahun berturut-turut. Selain trend siklikal seperti bulan puasa, saham-saham rokok biasanya akan mengalami kenaikan mendekati akhir tahun mengingat banyaknya libur nasional dan tahun baru.(vibiznews)