BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Sriwijaya Air melakukan kecerobohan. Akibat itu, maka setelah terbang selama 1,5 jam menuju Bali, terpaksa putar balik mendarat di Bandara Guangzhou, China. Penumpang yang panik dan takut tak mau masuk pesawat. Mereka minta ganti penerbangan lain.
Peristiwa ini terjadi pada penerbangan Sriwijaya Air yang mengambil rute Guangzhou, China menuju Bali. Jumlah penumpang yang ogah untuk naik pesawat ini sebanyak 21 penumang. Itu dari 180 penumpang yang naik melalui Bandara Internasional Baiyun di Guangzhou, China menuju Bali.
Kepanikan itu wajar. Sebab setelah lepas landas 1,5 jam, pilot Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan 1159 itu baru menyadari ada masalah dengan pesawatnya. Setelah diperiksa, ternyata ada pintu kabin yang belum ditutup.
Menurut laporan Southern Metropolis Daily, Sabtu (25/2), pesawat itu akhirnya terpaksa kembali ke landasan udara di Guangzhou pada Rabu 22 Februari 2017. Tiga jam waktu terbuang. Sebab penerbangan dari Guangzhou ke Bali biasanya hanya butuh waktu 5 jam.
Â
Kejadian ini diabadikan salah seorang penumpang. Dalam video yang diunggah ke media sosial itu, penumpang tampak panik saat pesawat putar balik. Mereka juga curiga dengan sebuah lubang yang ditemukan di pesawat.
Â
Namun kabar adanya lubang pada badan pesawat sudah dibantah pihak Sriwijaya Air. Mereka memastikan, pesawatnya harus memutar balik karena layar pengawasan di kokpit mengindikasikan, bahwa pintu depan kabin belum tertutup rapat.
Â
“Ketika kapten menemukan masalah itu, dia segera memutuskan kembali ke Guangzhou,†ungkap seorang staf Sriwijaya Air.
Â
Di landasan, untuk menutup pintu kabin itu dibutuhkan waktu setengah jam. Namun puluhan penumpang yang terlanjur merasa dirugikan itu tidak mau masuk pesawat lagi. Mereka meminta ganti penerbangan. Perwakilan Sriwijaya Air memastikan akan ada negosiasi kompensasi dengan penumpang yang merasa dirugikan.
Namun begitu, penumpang pesawat ini terlanjur trauma, Apalagi jika melihat situs Airlineratings.com, Sriwijaya Air termasuk maskapai penerbangan di dunia yang tingkat keselamatannya dipandang paling rendah. Perusahaan ini hanya dapat nilai dua dari tujuh bintang. Jss