BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Ingin dagangan laku keras? Mampirlah ke rumah Yaseng di Kota Tegal, Jawa Tengah. Orang ini dikenal sebagai dukun Warung Tegal (warteg), yang jika di Sumatera disebut sebagai Warung Ampera. Tak cuma pengusaha Warteg yang ada di Jawa dan Jakarta yang memakai jasanya, tetapi juga yang berjualan di berbagai kota di Sumatera dan Kalimantan.
Yaseng bisa membantu orang lain memang tidak disengaja. Itu bermula di tahun 1978, sewaktu pulang dari Semarang menuju Kota Tegal.
Dia naik kereta api dan berkenalan dengan Suyatno, warga Desa Mrisen, Delanggu, Solo, Jateng. Suyatno bercerita , usahanya sering bangkrut, dan dia ingin usahanya laris. Sebab sudah tiga tahun berdagang di Medan, tetapi usahanya tidak bisa berkembang.
Mendengar cerita Suyatno itu, Yaseng merasa iba. Dia memberi alamat rumahnya, dan jika Suyatno ingin usahanya lancar, Yaseng menyuruh Suyatno main ke rumahnya. Ia berjanji akan memberi syarat agar usahanya sukses.
Benar. Dua minggu kemudian Suyatno datang bersama istrinya ke rumah laki-laki pintar ini. Dari perjumpaan pertama di kereta, Yaseng sudah bisa menebak isi batin Suyatno.
Suyatno menceritakan sewaktu datang pertama kali di Medan usahanya selalu diganggu para preman. Pendapatannya selalu kurang. Yaseng pun memberikan syarat dan saran agar usahanya lancar. Suyatno dan istrinya langsung pulang ke Medan.
Dua tahun berlalu, Suyatno datang lagi ke rumah Yaseng. Ia menceritakan, bahwa usahanya telah sukses. Sekarang sudah punya rumah dan tujuh warung makan serta 28 anak buah. Yang tak kalah penting, ia punya simpanan di bank hampir Rp 2 miliar.
Hari itu Suyatno datang ke rumah Yaseng untuk meminta Yaseng dan keluarga ikut ke Medan. Namun Yaseng menolak. Sebab masih banyak orang lain yang membutuhkan bantuannya di Tegal.
Dari keberhasilan Suyatno itui akhirnya menyebar ke telinga para pedagang nasi. Dari satu orang pindah ke lainnya sampai sekarang.
Namun dari keberhasilannya membantu orang lain khususnya pedagang Warteg, Yaseng tidak gembira. Ia malah takut jika dirinya dianggap sebagai penyebab kesuksesan mereka. Tidak heran jika ia minta jangan menyebutkan nama aslinya serta alamat rumahnya dengan jelas.
“Saya mau bercerita tapi mohon jangan dianggap sebagai pengamen (cari untung). Lihat saja rumah saya mas. Apa saya kaya? Tidak mas. Saya kaya akan saudara. Yang terpenting bagi mereka yang minta agar Warteg lancar, ya, kembali ke Tuhan. Saya cuma sebagai perantara saja. Bila dia tidak ikut bersama-sama memohon pada-Nya ya apa mungkin semua bisa terwujud,†kata Yaseng merendah. (jss)