BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Untuk apa jauh-jauh menyumbang ke Papua? Mindset seperti itulah yang ingin diubah oleh Komunitas UntukPapua Pekanbaru saat berbincang dengan Bertuahpos.com, Kamis (5/1).
Komunitas yang terbentuk Januari 2015 ini merupakan komunitas yang peduli terhadap dunia pendidikan yang berada di Papua. Komunitas UntukPapua Pekanbaru sendiri merupakan salah satu chapter dari Komunitas UntukPapua Indonesia yang berpusat di Jakarta, yang sudah terbentuk sejak tahun 2013 dan sudah mendapat dukungan langsung dari Kemeterian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Banyak orang yang berfikir kenapa menyumbang jauh-jauh ke Papua, kenapa tidak yang dekat saja? Hal ini yang ingin kami ubah karena kami sudah pernah merasakan kehidupan di Papua, khususnya Wamena,” tutur Framana Putra selaku penanggung jawab Komunitas UntukPapua Pekanbaru.
Sejarahnya, Komunitas UntukPapua Pekanbaru dibentuk oleh empat orang guru yang mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) untuk mengajar di Papua. Diantaranya Framana Putra, Aktiva Rias Pamuji, Rhio Fahrezi serta Anju.
“Visi misi kami ingin memeratakan pendidikan, karena untuk pendidikan di Papua jauh berbeda dengan pendidikan di Jawa ataupun Sumatera. Anak anak di Papua sana berhak mendapatkan pendidikan yang didapatkan anak-anak disini (Jawa-Sumatera), punya sarana prasarana lengkap. Karena anak-anak di Papua saat pergi sekolah biasanya memakai celana merah, namun hanya memakai baju kaos dan tidak memakai sepatu. Bahkan untuk tas, mereka hanya memakai tas noken,” terang Framana Putra.
Untuk, Komunitas UntukPapua Pekanbaru memiliki berbagai program sosial untuk Papua. Seperti yang mereka lakukan pada tahun 2015, yang mana Komunitas UntukPapua Pekanbaru mengadakan kegiatan 1000 seragam. Program bertajuk penggalangan dana ini sendiri berhasil mengumpulkan 800 seragam, dan telah disebarkan di 33 sekolah yang ada di Wamena.
“Terdekat, kami ada program 1000 tas untuk Papua. Untuk program ini kami bekerjasama langsung dengan founder UntukPapua Indonesia yang berpusat di Jakarta,” tutur Framana Putra yang juga merupakan salah satu Alumni Universitas Riau.
Lebih lanjut, pria yang juga pernah mengajar di SMAN 1 Pekanbaru ini mengatakan syarat anggota yang ingin bergabung, diantaranya mau capek dan mau peduli pada anak-anak, serta tidak mengharapkan imbalan.
“Kedepannya kami berharap warga Pekanbaru untuk tahu Komunitas UntukPapua Pekanbaru dan berdonasi terhadap kepedulian pendidikan di Papua,” tutup Framana Putra atau yang biasa dipanggil Ibam.
Penulis: Teguh Asrin