BERTUAHPOS.COM, (BPC) LIMAPULUH KOTA – Kemarau berkepanjangan sejak tiga bulan terakhir membuat hutan dan lahan kering muda dijamah api. Sedikitnya 11 hektar hutan dan lahan di dua nagari di Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat terbakar.
Kuat dugaan kebakaran hutan dan lahan di Nagari Taram dan Gurun itu lebih disebabkan petani membuka lahan baru. Akibat dari kebakaran itu warga yang berdekatan tempat tinggalnya dengan daerah terbakar terpaksa diungsikan.
 “Memang benar ada kebakaran hutan dan lahan pada Senin seluas lebih kurang 11 hektar, dimana di Nagari Gurun 7 hektar dan Taram di lahan pinus seluas 5 hektar. Dan Alhamdullah api berhasil kita jinakkan di bantu damkar Payakumbuh dan Agam,” jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Limapuluh Kota Edi, kepada awak media.
Edi mengajak semua masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya api dimusim kemarau panjang. Mengingat kayu dan dedaunan di hutan dan lahan dengan mudah bisa terbakar.
Tidak hanya hutan dan lahan, namun Edi mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai api di rumah tempat tinggal. Sejak beberapa waktu terakhir jumlah kebakaran rumah di Limapuluh Kota mengalami peningkatan. “Kita himbau masyarakat untuk waspada dengan api, baik lahan maupun rumah,” pintanya.
Sebelumnya, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo mengatakan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran, seiring musim kemarau yang melanda daerah tersebut. Menurutnya, puntung rokok yang masih menyala dapat menimbulkan kebakaran, apalagi jika disengaja menyalakannnya.
Ia menambahkan, selain kebakaran lahan,masyarakat juga harus mewaspadai kebakaran tempat tinggal, untuk itu perlu memastikan peralatan masak dan listrik padam saat meninggalkan rumah.
Hal senada juga disampaikan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya api. Dan berharap agar masyarakat tidak membakar hutan dan lahan.
“Jangan buang puntung rokok sembarangan. Dimusim kering seperti saat ini api dengan mudah menyala dan menghanguskan hutan dan lahan. Kemudian masyarakat diminta untuk memeriksa rumah sebelum bepergian,” himbaunya. (khatik)