BERTUAHPOS.COM(BPC), SIAK – Harga sawit minggu ini mengalami kenaikan harga. Namun masyarakat petani sawit malah mengeluh dan mulai kebinggungan mencari tambahan ekonomi.
Pasalnya sampai saat ini dampak dari kemarau panjang dan juga dampak asap beberapa waktu lalu sangat berimbas pada produksi kebun sawit. “Semenjak kemarau dan asap sampai kini buah sawit trek mencapai 70 persen,”ujar Sirin, Warga Kecamatan Dayun, Selasa (23/02/2016)
Dengan merosotnya produksi sawit ini sangat berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat yang bergantung pada hasil dari kebun sawit. Sedangkan produksi komoditi andalan masyarakat di Siak ini malah menurun drastis. “Biasanya bisa dapat 3 ton sekarang 2 ton saja tidak sampai,†ungkapnya.
Sedangkan harga sawit beberapa minggu ini memang ada kenaikan harga TBS. Namun dengan produksi buah sawit yang tidak maksimal tetap saja petani merasa rugi. Sehingga warga banyak mengeluh dengan biaya yang harus di keluarkan untuk biaya perawatan.
Apalagi dengan harga-harga sembako yang mahal semakin membuat para pemilik kebun sawit menderita. “Sekarang harga kebutuhan melonjak, belum lagi biaya pupuk yang semakin tinggi dan biaya perawatannya,” katanya.
Hal ini lah yang membuat petani resah, sebab hanya sawit yang hanya mengandalkan hasil pertanian. “Harga TBS naik minggu ini, tapi kalo trek ya sama aja, belum lagi biaya pupuknya yang mahal,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Maimin selaku Toke Sawit. Untuk saat ini harga ada kenaikan namun buah sawit anjlok dan atrek belakangan ini. â€Harga naik di minggu-minggu ini tapi buah sawit anjlok sejak akhir tahun kemaren,” tutur Maimin.
Seperti yang diketahui harga Tandan Buah segar (TBS) di pekan ini kembali mengalami peningkatan harga, yakni sebesar Rp. 74,12 perkilogramnya. Yang mana untuk harga TBS sawit umur 10 tahun ke atas seharga Rp.1.600 lebih. Kendati demikian banyak warga yang mengeluh dengan pendapatan sawit tidak sebanding dengan biaya perawatan, ditambah lagi harga kebutuhan semakin meningkat.
Penulis: Ely