BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Jambu Madu Deli Hijau (MDH) tidak hanya terkenal di daerah asalnya, Sumatera Utara (Sumut). Bahkan di Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau, jambu berwarna hijau dengan ukuran sekepalan tangan anak kecil ini juga jadi primadona para pecinta buah.
Seperti yang disampaikan Ilham, pedagang jambu madu di Jalan Arifin Ahmad kepada kru bertuahpos.com. Ilham menuturkan omsetnya berjualan bisnis jambu madu bisa mencapai Rp 10 juta perbulan. “Itu hanya jual di pinggir jalan ini saja pakai mobil ini. Gak perlu membuka toko,” sebutnya, Minggu (08/11/2015).
Menurutnya Jambu berwarna hijau ini disukai karena rasa manisnya seperti madu. “Berbeda dengan jambu lainnya yang rasanya ada pahit atau kebanyakan air. Jambu ini memang rasanya manis, bikin ketagihan,” katanya.
Ilham menyebutkan kini dirinya sudah memiliki pelanggan. Bahkan tak jarang mereka dari luar daerah juga beli jambu di tempatnya. “Kebanyakan di hari Sabtu atau Minggu. Mereka datang dari luar daerah beli buat oleh-oleh,” sebutnya. Ilham jual Rp 45 ribu sampai Rp 50ribu per kilogram.
Namun Ilham saat ini mengeluhkan harus mendatangkan jambu madu dari Medan. Padahal jika ada kebun jambu madu di Pekanbaru bisa lebih efisien mengingat jarak dan ongkos yang harus dikeluarkan untuk pengiriman. “Selama ini harus minta dari Medan. Karena di sana ada terus. Jambu madukan tidak seperti durian, buah ini tidak kenal musim. Ada juga yang kebun di Pekanbaru, tetapi gak cukup. Sehari saya jual habis 37 kilo jambu madu, kadang kalau hari libur bisa sampai 100 kilogram,” sebutnya.
Tak hanya Ilham. Pemilik kebun Jambu Madu di Jalan Sepakat, Perum BMP Blok B No. 8, Kulim Pekanbaru, Rafi menuturkan hal serupa. Peluang bisnis jambu madu masih cerah. Take hanya buah namun pembibitan juga menjadi ladang bisnis.
“Di Pekanbaru tidak banyak yang menekuni bidang ini. Saya saja dari 150 batang belum cukup until memenuhi permintaan di pasaran,” katanya. Untuk itu Rafi saat ini tidak memasok ke pusat perbelanjaan. Sebab dengan melayani dari rumahnya saja kerap tidak cukup.
Dari ratusan batang jambu madu yang dimilikinya, Rafi bisa mendapat untung bersih Rp 400ribu per hari. Bahkan untuk penjualan bibit mulai dari Rp 50ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung ukuran dan umur bibit. “Kalau untuk omsetnya bisa kalah dari panghasilan berkebun sawit dua hektar,” katanya.
Memang kata Rafi membudidaya jambu madu butuh ketekunan. Sebab sebagai jambu madu juga rentan terhadap serta hama penyakit. “Tapi kalau sudah tahu caranya, semua bisa diatasi,” sebutnya.
Rafi menuturkan bisnis jambu madu untuk di Pekanbaru masih terbuka lebar. Apalagi cara penanamannya tidak butuh lahan yang luas. Apalagi kebun jambu madu ini tidak kenal musim, jadi sepanjang tahun selalu berbuah.
“Cukup tanam di pot saja. Jadi sebenarnya kalau di perumahan satu rumah tanam dua atau tiga batang jambu. Nanti ada yang dijadikan sebagai pengepul, sudah bisa menjadi lapangan kerja baru. Dan menjadi penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga,” katanya.
Bagaimana berminat berusaha jambu madu. Bisa kunjungi kebun Rafi beralamat Jalan Sepakat, Perum BMP Blok B No. 8, Kulim Pekanbaru. Atau bisa hubungi di nomor 081371015202. (Riki)