BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Dua orang bayi dan satu balita telah diungsikan ke kantor Walikota Pekanbaru karena kabut asap yang semakin pekat. Saat ini tercatat pencemaran udara di Ibu Kota Provinsi Riau tercatat masih di level berbahaya.
Pantauan kru bertuahpos.com, ruang penitipan bayi berada di ruang tunggu VIP Aula Rapat di Kantor Walikota. Selain itu sebelum pintu masuk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pekanbaru di siagakan.
Dewi, seorang warga yang menitipkan anaknya menuturkan dirinya mendapat informasi dari pihak kelurahan. Bagi ibu yang memiliki bayi bisa mengungsikan anaknya ke Kantor Walikota. “Dapat info dari lurah. Ke sini diantar pakai mobil, karena gak tega kabut asap masih pekat,” katanya, Rabu (30/09/2015).
Dewi yang memang sengaja mengungsikan bayinya sebab dirinya khawatir kalau di rumah tetap tidak bisa terhindar dari asap. “Baguslah, khawatir sama kesehatan anak kitakan,” katanya.
Di ruangan tersebut tersedia delapan keranjang bayi. Elfina, seorang dokter yang disiagakan Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru menyatakan selain obat-obatan juga disiapkan oksigen dan fasilitas lainnya. “Kita buka 24 jam, siap melayani ibu-ibu yang mengungsikan bayi,” katanya.
Selain itu tiga ruang yakni VIP, aula dan ruang makan telah dikemas untuk menjadi penampungan bayi sementara. Didalamnya tersedia AC dan dijaga petugas medis.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Walikota Pekanbaru mengatakan tempat evakuasi ini dikhususkan bagi keluarga yang tidak mampu. Karena kuat dugaan saat ini seluruh bayi dari keluarga tidak mampu sudah terkena
penyakit akibat asap, mengingat bagi keluarga tidak mampu tak ada menyediakan AC ataupun kipas angin.
Sehingga bagi warga yang kurang mampu bisa langsung melapor ke Camat ataupun Puskesmas untuk diberikan rekomendasi. Selanjutnya bisa langsung datang ke kantor Walikota dan melakukan pendataan di Klinik Pemko dan untuk selanjutnya bisa menempati ruang evakuasi.
“Warga tak usah cemas, kita sudah minta camat siaga satu untuk melayani masyarakat yang datang agar bisa langsung terkoordinir. Kita tidak mau ini dilama-lamakan, kasihan masyarakat apalagi bayi-bayi yang tak berdosa ini,” katanya. (Riki)