BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Rencana pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk melakukan penyederhanaan nol atau redenominasi dalam rupiah harus menunggu selesainya pemilu, dan menunggu rupiah menguat terhadap dolar AS.
Â
Ekonom Senior dari Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, ada beberapa faktor yang menunjukkan redenominasi harus dilakukan setelah Pemilu. Faktor pertama adalah untuk mencegah kebijakan ini dipolitisasi pihak-pihak tertentu.
Â
“Redenominasi menunggu setelah pemerintah baru terbentuk. Kalau direalisasikan sebelum itu, dikhawatirkan bisa dipolitisasi,” kata Fauzi di acara Diskusi Strengthening Indonesia’s Financial System di Garden Terrace Four Seasons Hotel, Jakarta, awal pekan ini.
Â
Faktor kedua adalah terkait dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Menurut Fauzi, redenominasi tidak dapat dilakukan bila rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah bisa jadi sebagai syarat untuk merealisasikan redenominasi rupiah. Saat ini dolar masih di kisaran Rp 12.000.
Â
“Redenominasi itu idealnya dlakukan saat rupiah menguat. Kalau dilakukan saat rupiah melemah bisa diperkirakan akan memicu kepanikan,” katanya.
Â
Meski demikian, Fauzi mengatakan, sosialisasi untuk kebijakan redenominasi bisa dilakukan sejak dini. Saat ini menurutnya sosialisasi redenominasi sudah dapat dilakukan, agar saat direalisasikan masyarakat tidak kaget.
Â
“Sosialisasi bisa dilakukan sekarang. Bahwa redenominasi itu bukan pengguntingan nilai uang. Tapi hanya simplifikasi saja. Jadi misalkan US$ 1 sama dengan Rp 12.000, jadi dengan redenominasi jadi Rp 12,”  katanya.(dtc)
Â