BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Aksi demonstrasi yang dilakukan ratusan mahasiswa dan Ormas di depan kantor Gubernur Riau, Senin (07/08/2015), tidak disambut oleh Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Â
Dalam waktu yang bersamaan Andi Rachman sedang melakukan rapat koordinasi soal kabut asap di Ruang VIP Lancang Kuning, Bandara Sultan Syarif Kasim Riau II. Dia tahu aksi demonstrasi itu sedang berlangsung, bahkan Andi Rachman sempat belihat foto aksi dorong pagar di Gedung Pemprov Riau melalui foto yang dikirim lewat BBM.
Â
Andi Rachman tidak berkomentar banyak terkait tuntutan massa yang meminta dirinya untuk mundur menjadi gubernur Riau, karena dinilai tidak berhasil mengatasi bencana kabut asap. Dia sepertinya bisa memaklumi tuntutan itu. “Kan bagian dari demokrasi,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (0/09/2015).
Â
Sebenarnya dia menyayangkan sikap massa hingga memicu pada tindakan kerusuhan. Harusnya, sebelum melakukan demonstrasi, massa mengetahui data valid soal bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau saat ini. “Siapa bilang kami tidak bekerja,” sambungnya.
Â
Pada kesempatan itu, Andi Rachman menunjukkan beberapa data luasan lahan yang terbakar tahun 2014 dan 2015. Angka yang dilihatkannya menunjukkan bahwa tahun ini, luasan kawasan yang terbakan lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
Â
Tahun 2014 luasan lahan yang terbakar tidak kurang dari 22 ribu hektar. Tahun ini sebanyak 3000 hektar lebih lahan yang terbakar. Dengan kata lain, Aadi Rachman mengakui bahwa luasan kawasan yang terbakar jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
Â
Persoalan asap di Riau yang kian pekat, dia sudah menjumpai Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Sugarin sudah menjelaskan panjang lebar kepadanya. Bahwa asap di Riau saat ini adalah kiriman dari provinsi tetangga. “Cemana lagi. Tak bisa juga kita salahkan mereka,” sambungnya.
Â
Fakta lain yang membuat Andi Rachman yakin, titik hotspot di Riau jauh lebih sedikit dibanding provinsi lain. “Makanya saya yakin ini kiriman,” ujar Andi Rachman. Namun dia mengaku hampir semua subsektor mengalami dampak buruk terhadap bencana ini. (Melba)