BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Berangkat dari hobi membuat kerajinan tangan dan  niat yang tulus dalam mengajarkan anak akan pentingnya kebersihan, Sofya Seffen mulai menggeluti sampah di tahun 2007.
Â
Ia mulai mengumpulkan sampah plastik seperti bungkus minyak goreng, bungkus deterjen dan sampah plastik lainnya untuk diolah menjadi benda bernilai ekonomis. Ide itu didapatkan ibu empat anak ini, karena melihat adanya peluang usaha kerajinan dari  sampah ternyata bernilai ekonomi yang lumayan bagus.
Â
Impiannya pun semakin besar, yaitu ingin menularkan kecintaannya akan lingkungan kepada orang lain. Sofya ingin bisa menciptakan pola fikir masyarakat cerdas dalam menjaga lingkungan sekitarnya.
Â
“Merubah pola fikir masyarakat bukanlah hal yang mudah, karena menyangkut pemikiran dan kebiasaan yang telah mendarah daging, butuh waktu yang cukup panjang merubah semua itu. Dari awal saya menyadarinya jadi memang harus punya kesabaran tinggi,” ujarnya pada Bertuahpos.com, Selasa (24/3/2015).Â
Â
Langkahnya tak pernah surut, wanita kelahiran Pekanbaru 1 September 1973 ini mendirikan Dalang Collection sebagai pusat daur ulang sederhana, dengan modal seadanya yang dikeluarkan dari tabungan pribadinya. Ditambah lagi, sedikit modal pengetahuan dari mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.Â
Â
Wanita yang bekerja di Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) ini mulai mensosialisasikan ilmunya kepada tetangga sekitar dan kantor-kantor dinas di Pekanbaru.
Â
“Kalau kita bekerja ikhlas tanpa pamrih, sabar, pasti nanti ada pihak- pihak terkait yang akan membantu. Dan itu terbukti, karena pemerintah dan pihak-pihak terkait sudah mau membantu dalam mengembangkan Dalang Collection,” paparnya.
Â
Bersama suaminya, Sofya berhasil mengembangkan Dalang Collection sampai ke mancanegara. Lalu tahun 2011, ia mulai membuka Bank Sampah dan mengumpulkan satu ton sampah yang belum dipilah dari cabang-cabang bank sampah yang tersebar di Pekanbaru.Â
Â
Memang untuk mengembangkan usaha ini, Sofya mendapat dukungan penuh dari sang suami. “Bahkan sekarang suami saya rela berhenti kerja, demi menjalankan Bank sampah ini,” ujarnya.
Â
Berkat dedikasinya yang tinggi terhadap kebersihan kota, Sofya Seffen SH juga telah mendapatkan penghargaan dari Presiden SBY pada tahun 2013 yakni Kalpataru dan sebagai RRI Women Inspiring Award 2013.
Â
Namun semua itu bukan puncak dari dedikasinya terhadap sampah Pekanbaru. Karena menurutnya, pekerjaan yang ia lakoni saat ini adalah pekerjaan yang mengasyikan. Yaitu membuat kerajinan tangan dan bisa bertemu dengan orang-orang yang berkunjung, baik sekedar ingin melihat atau memintanya untuk berbagi ilmu.
Â
Kini keberadaan Bank sampah semakin mendapat tempat di hati  masyarakat. Terbukti dari 570 cabang bank sampah yang telah dibuka mulai dari perumahan hingga sekolah-sekolah. Ia juga telah merekrut 40 pengrajin untuk mengolah sampah non organik tersebut.
Â
Satu prinsip yang selalu dipegangnya saat bergelut dengan sampah ini, “”Saya selalu berfikir kalau bukan kita siapa lagi.” (nova)
Â