BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kalau masih ada yang memiliki rasa apatis dengan aksi damai pengumpulan koin untuk Australia, sebaiknya Anda malu dengan bocah pengemis dari Pekanbaru ini. Di tengah kekurangannya, ia pun bergabung menyumbangkan koin miliknya dalam aksi Mahasiswa Fakultas Hukum UIR di Perempatan Gubernur Riau, Rabu (25/02/1015).
Â
Namanya Anisa, seorang pengemis cilik berusia 12 tahun. Mesti sebenarnya tidak mengerti apa yang dituntut oleh sejumlah mahasiswa saat berorasi di depan Kantor Gubernur Riau itu. Sambil berjalan pelan dan melipat tangan kebelakang, Anisa berhenti diantara kerumunan massa dan polisi.
Â
Sepintas ekpresi wajah Anisa terlihat bingung. Namun sepertinya, aksi solidaritas terhadap ucapan PM Autralia, Tony Abbott yang telah menyinggung perasaan masyarakat Aceh ini, tampak berbeda di matanya
Â
“Saya ada koin seribu. Kemana dimasukkan, Bang,” ujarnya pada bertuahpos.com.Â
Â
Seseorang kemudian membimbingnya ke perempatan lampu merah, mendekati seorang mahasiswi yang sedang memegang kardus bertuliskan “Koin untuk Australia.”
Â
“Tidak tau sih, demonya apa. Tapi ingin aja ngasih, Bang. Mungkin bisa bantu,” ujarnya.
Â
Usai memberikan koin, ia menghampiri penjual buah. Dia membeli beberapa potong pepaya dan duduk menikmati buah di trotoar jalan.
Â
Aksi mahasiswa UIR di bundaran gubernuran ini menuntut Presiden RI Jokowidodo agar menentukan sikap tegas sebagai presiden untuk memutus hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, karena pernyataan Tony Abbott minta pertimbangan kepada Pemerintah Indonesia agar mempertimbangakan hukuman mati terhadap 2 warga Australia yang terbukti membawa narkoba ke Indonesia, karena Australia sudah memberikan batuan untuk korban tsunami Aceh 2014 lalu.
Â
Spontan pernyataan ini ternyata mebuat tersinggung masyarakat Aceh. Aksi sejumlah mahasiswa mengumpulkan koin ini dalam rangka untuk mengembalikan sejumlah uang bantuan yang dikucurkan Australia saat bantuan korban bencana tsunami tersebut. (melba)
Â
Â
Â