KEMENTERIAN Luar Negeri RI memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) jadi korban dalam gempa bumi yang mengguncang wilayah Hualien, Taiwan bagian timur pada Rabu, 3 April 2024.
Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan akan terus memantau situasi pasca-gempa.
Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,4 tersebut memicu peringatan tsunami untuk Jepang bagian selatan dan Filipina, namun peringatan tersebut kemudian dicabut.
Para pejabat setempat menggambarkan gempa tersebut sebagai yang terkuat dalam 25 tahun terakhir, sambil memperingatkan potensi guncangan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei segera berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia di wilayah terdampak segera setelah gempa terjadi.
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, “Hingga saat ini tidak ada laporan tentang WNI yang menjadi korban gempa atau tsunami.”
Adapun jumlah WNI di Hualien mencapai 3.343 orang. Sebagian besar adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI), sementara total WNI di Taiwan mencapai 284.751 orang.
Di Jepang, KBRI Tokyo mencatat ada 1.854 WNI di Okinawa. Sebagian besar dari mereka adalah anak buah kapal, peserta magang, dan PMI Specified Skilled Workers (SSW).
Hingga Kamis pagi, 4 April 2024, gempa tersebut telah menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Gempa terjadi sebelum pukul 8:00 pagi waktu setempat pada kedalaman 34,8 kilometer di selatan Kota Hualien di Taiwan.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi potensi gempa susulan.***