BERTUAHPOS.COM – Bank Sentral Jepang BoJ telah mengumumkan kenaikan suku bunga menjadi 0-0,1 persen dari sebelumnya minus 0,1%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai bahwa kebijakan tersebut tidak berdampak signifikan bagi Indonesia.
Dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Maret 2024, Perry menjelaskan bahwa kebijakan BoJ tidak memberikan dampak besar terhadap pergerakan inflow dan outflow serta nilai tukar rupiah.
Menurutnya, nilai tukar berbagai negara pada akhirnya ditentukan oleh kekuatan dolar AS yang saat ini masih kuat.
“Ini karena ketidakpastian keuangan pasar global masih tinggi dan juga dolar AS yang masih cukup kuat lah,” ungkap Perry.
Deputi Gubernur BI Destry Damayanti juga menegaskan bahwa kenaikan suku bunga oleh BoJ tidak memberikan dampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah.
Dia menegaskan bahwa hingga saat ini belum terlihat dampak khusus di pasar keuangan. “Kami melihat di market tidak terasa ya dan dari AS sendiri yang memang trennya menguat,” jelas Destry.
Destry juga mencatat bahwa kenaikan dolar AS justru lebih dominan setelah langkah kenaikan suku bunga oleh Jepang, disertai dengan pelonggaran kebijakan oleh AS dengan melepas batasan yield.
Sebelumnya, keputusan BoJ untuk menaikkan suku bunga menjadi sorotan setelah delapan tahun bertahan pada level ultra rendah.
Langkah ini juga menandai kenaikan pertama dalam 17 tahun terakhir, menjadikan BoJ sebagai bank sentral terakhir yang keluar dari suku bunga negatif.
Ini juga menandai akhir dari era kebijakan uang murah dan alat moneter tidak konvensional yang diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.***