BERTUAHPOS.COM – Yenny Wahid atau Zannuba Ariffah Chafsoh didesak untuk meminta maaf secara terbuka.
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud itu dituding berlebihan dalam candaannya yang menyarankan umat Kristiani untuk mendukung Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, sambil merujuk kepada nama Yesus yang diartikan sebagai roh kudus.
Pernyataan Yenny Wahid telah menimbulkan kontroversi di kalangan politik, sehingga ia sebaiknya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menarik pernyataannya itu.
Fawer Sihite, Ketua Umum Jaringan Muda Pendukung Prabowo (Jago), dengan tegas menilai bahwa agama bukanlah materi candaan, terutama dalam kontestasi politik.
Dalam keterangannya, Fawer Sihite menekankan pentingnya berhati-hati dalam mengutip narasi selama masa kampanye Pemilu 2024.
“Mbak Yenny, jangan membuat agama sebagai lelucon, dan jangan manfaatkan politik agama untuk meraih dukungan bagi capres yang Anda dukung,” ungkap Fawer Sihite.
Fawer juga mengajak semua pihak untuk berhati-hati dalam menggunakan narasi selama kampanye, menyoroti bahwa candaan seputar agama dapat merusak kerukunan dan menciptakan ketegangan dalam masyarakat.
Dalam konteks tersebut, Fawer meminta Yenny Wahid untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf. “Kami meminta Mbak Yenny untuk meminta maaf, karena saya sebagai orang Kristen yang mempercayai Yesus Kristus merasa tidak puas. Kata ‘roh kudus’ disamakan dengan daerah Kudus di Jawa Tengah,” tegasnya.
Ia juga mencatat bahwa penistaan agama di Indonesia diatur oleh Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dengan ancaman pidana penjara hingga lima tahun. “Mbak Yenny telah menyalahgunakan kata ‘kudus’, karena maknanya berbeda dalam konteks Kristen,” tambahnya.
Fawer Sihite mengancam akan melaporkan insiden ini ke Bareskrim Polri jika Yenny Wahid tidak segera meminta maaf. Polemik ini menambah panas suasana jelang Pemilu 2024.***