BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Fenomena “Homeless Media” atau media tanpa rumah menjadi sorotan, terutama dalam konteks isu lingkungan. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Eko Faizin, menggarisbawahi peran besar akun media sosial dari homeless media dalam menyebarkan informasi di masyarakat.
Meskipun memiliki dampak positif sebagai sumber informasi baru, risiko ketidakperlindungan akun media sosial oleh Undang-Undang Pers menjadi perhatian serius bagi AJI Pekanbaru. Homeless Media dalam jurnalisme merujuk pada praktik media yang tidak bergantung pada situs web tradisional, melainkan membangun bisnisnya di platform media sosial seperti Youtube, Facebook, TikTok, dan Instagram.
“Kami menyoroti fenomena Homeless Media ini karena kami melihat potensi besarnya dalam ikut mendukung pembahasan dan mengangkat berbagai isu terkait lingkungan di Indonesia,” ungkap Eko Faizin.
Pada diskusi pertama yang dihadiri sekitar 22 pengelola akun media sosial, AJI Pekanbaru menghadirkan Michiko Frizdew, Duta Lingkungan Pekanbaru 2015, sebagai salah satu pemantik diskusi. Michiko menyoroti peran vital media sosial dalam membawa peristiwa lingkungan ke perhatian publik.
“Transformasi penggunaan media tradisional ke media sosial mendorong masyarakat lebih mudah larut dalam informasi viral, ini dapat menjadi peluang dalam memberikan rujukan informasi yang lebih cepat dan mudah diakses,” ungkap Michiko.
Melihat minimnya akun media sosial yang membahas isu lingkungan di Indonesia, Michiko mendorong agar media sosial memberikan dampak positif terhadap kesadaran lingkungan di Tanah Air.
“Media sosial bukan hanya tren, tetapi sebuah kekuatan yang harus dimanfaatkan untuk mengatasi krisis lingkungan yang sedang kita alami,” tambahnya.
Pentingnya peran media, termasuk Homeless Media, dalam mengadvokasi isu lingkungan, juga disoroti. “Pekanbaru Hijau” menjadi inisiatif untuk memperbesar sorotan pada isu lingkungan, menunjukkan bahwa media, suka atau tidak, harus ikut mengambil peran.
“Pembicaraan tentang lingkungan harus diamplifikasi, dan isu ini harus mendapatkan porsi dan sorotan yang lebih besar,” ungkap Michiko Frizdew.
Program AJI Pekanbaru dalam sharing homeless media di isu lingkungan dilengkapi dengan program fellowship kepada pengelola akun, dengan harapan berbagai konten isu lingkungan menarik dapat lahir dan mendorong kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan demi masa depan.
Diskusi ini diikuti oleh sejumlah akun media sosial, konten kreator, dan influencer di Pekanbaru dan Kuansing. Sebelum sharing bersama Homeless Media, AJI Pekanbaru juga menggelar Workshop dengan jurnalis muda di tiga provinsi, yakni Riau, Jambi, dan Sumatera Barat pada 15-16 Desember lalu.***