BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Genosida Israel terhadap Palestina telah meruntuhkan ekonomi Gaza, bahkan disebut pada titik terendah, dan membuat Gaza saat ini dihadapkan pada “resesi mendalam.” Laporan dari Bank Dunia menyatakan, sekitar 85% pekerja kehilangan mata pencaharian, memaksa Gaza beroperasi hanya pada 16% kapasitas produktifnya.
Dampak konflik selama dua bulan ini melibatkan kerusakan signifikan, dengan 60% infrastruktur TIK, 60% fasilitas kesehatan dan pendidikan, dan 70% infrastruktur perdagangan hancur. “Lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal,” menurut laporan itu.
Bank Dunia menegaskan bahwa sejak awal konflik pada 7 Oktober, aktivitas ekonomi Gaza hampir terhenti total. Laporan ini mencatat bahwa sekitar 45% penduduk Gaza menderita kemiskinan multidimensi sebelum perang, dan angka ini meningkat akibat konflik tersebut.
Pengungsian massal, penghancuran rumah dan kapasitas produktif, serta resesi parah mendorong lebih banyak warga Gaza ke bawah garis kemiskinan. “Akses pendidikan dan layanan dasar terhenti, meningkatkan kemiskinan multidimensi.”
Tekanan inflasi meningkat, dan kekurangan barang pokok kian membatasi konsumsi ratusan ribu rumah tangga. Harga di Gaza naik 12%, sementara harga pangan rata-rata meningkat 10%, air kemasan 75%, dan bahan bakar naik hampir 120%.
Dalam respons terhadap krisis kemanusiaan ini, Bank Dunia mengumumkan bantuan keuangan baru senilai US$20 juta untuk makanan dan pasokan medis melalui badan-badan PBB. Upaya ini diharapkan meringankan beban masyarakat Gaza yang terdampak parah oleh konflik tersebut.***
Sumber: CNBC Indonesia