BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama merespon terkait polusi udara yang terjadi di Jabodetabek.
Menurut Ahok, polusi udara yang terjadi di Jabodetabek tak lain disebabkan tingginya penggunaan bahan bakar di sektor transportasi yang disumbangkan dari emisi buangan kendaraan.
Ahok kemudian mengingat kembali bagaimana pro kontra yang muncul di tengah masyarakat ketika kebijakan premium dihapus.
“Dulu kita cabut kebijakan premium itu lu semua pada teriak. Itu premium jelas kotor, dan pertalite juga nggak sesuai kan,” katanya di GIIAS.
Dia menyebut sejak awal, dirinya telah menyampaikan ke PT Pertamina terkait persoalan ini. Terlebih Pertamina memiliki begitu banyak Pertashop.
“Kenapa inflasi itu tinggi di rumah tangga, terutama di energi rumah tangga dan transport, selain ada avtur, kita sudah bisa bikin bioavtur, Pertamina sudah bisa bikin 100 persen,” katanya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia resmi menghentikan peredaran bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium resmi mulai 1 Januari 2023.
Kondisi serupa juga mengarah ke Pertalite di mana masyarakat cenderung lebih menyukai BBM jenis ini karena harganya yang lebih murah lantaran mendapatkan subsidi.
Namun, banyak pihak yang memainkan harga sehingga harga yang harus dibayar masyarakat menjadi lebih mahal.
“Yang jadi masalah sekarang, orang beli bensin Pertalite karena subsidi, solar subsidi di SPBU, bawa ke kampung, jadi Pertamini, nggak ditutup-tutup,” katanya.
“Pertamini jual lebih mahal. Rakyat beli mahal dengan kualitas yang rendah. Kalau kita jual Pertamax, di kota ini nggak ada Pertalite, Solar subsidi, semua dipindahkan ke Pertashop ke daerah-daerah,” kata Ahok.***
Sumber: CNBC Indonesia.