BERTUAHPOS.COM — Bakal calon presiden (capres) 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, ‘menyentil’ akun media sosial NUgarislucu. Sebabnya soal ‘pakai baju batik adalah pelanggaran’ yang pernah diucapkan Anies Baswedan.
Mulanya akun Twitter @NUgarislucu mengunggah potongan video berisi Anies Baswedan bicara soal ‘pakai baju batik adalah pelanggaran’. Melalui akun media sosialnya, Anies membalas cuitan @NUgarislucu.
“Batik itu dipakainya kain bapak ibu. Batik itu dipakainya untuk sarung, tidak ada orang pakai batik untuk baju bapak ibu. Coba, diingat-ingat, nggak ada. Batik itu dipakainya untuk kain, lalu atasnya kebaya. Kemudian terjadilah pelanggaran atas pakem itu, kain itu yang dipakainya di bawah dipakai untuk baju dan ketika pertama kali digunakan orang menengok ini nggak sopan pelanggaran nggak ngerti pakem, diikuti banyak orang, sekarang jadi baju batik identitas Indonesia. Pelanggaran itu sekarang menjadi kebiasaan baru,” ucap Anies dalam potongan video yang diunggah @NUgarislucu seperti dilihat, Jumat 16 Desember 2022.
Dalam video yang diunggah @NUgarislucu, ada narasi ‘Jadi menurut Anies, pakai baju batik itu merupakan pelanggaran’. Selain itu, ada juga twit ‘Rungokno gus @irfan_nuruddin paham ora?’ (Dengarkan gus Irfan Nuruddin paham nggak?).
Anies kemudian membalas cuitan @NUgarislucu. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengunggah versi lebih panjang dari video yang diunggah @NUgarislucu. Ada kalimat ‘Melanggar Pakem Asal mula batik digunakan sebagai baju’ yang ditambahkan dalam bagian awal video itu.
Anies juga me-mention akun @NUgarislucu. Dia berharap video lengkapnya dicek lebih dulu. Ada juga keterangan video itu direkam di Kampus UMI pada 10 Desember 2022. “Cek video lengkapnya dulu yuk, Min @NUgarislucu. Sampaikan kebenaran walaupun itu kurang lucu,” tulis Anies sambil menyertakan emoji senyum.
Bapak ibu sekalian, jadilah pendorong perubahan kebiasaan kebiasaan diubah, kebiasaan didorong. Jangan jadi sekadar mengikuti kebiasaan, kebiasaan ini harus kita lakukan. Bapak-bapak ini ada yang pakai batik, bapak pakai batik biru, Pak Muhammad ini juga pakai batik. Pak Muhammad berdiri sebentar boleh pak, pakai batik. Ini baju tradisional bukan? Iya baju Indonesia.
Bapak ibu saya ingin ajak ingat-ingat sebentar. Bapak ibu sekalian baju laki-laki tradisional itu semua polos, ada nggak baju laki-laki bergambar di masa lalu? Baju laki-laki polos, kalau pun bergambar di Jawa ada yang namanya lurik. Kalau nggak polos putih, polos hitam, polos merah, benar tidak? Polos. Dan yang namanya batik itu dipakainya kain bapak ibu. Batik itu dipakainya untuk sarung, tidak ada orang pakai batik buat baju bapak ibu.
Coba, diingat-ingat, nggak ada. Batik itu dipakainya untuk kain, lalu atasnya kebaya. Kemudian terjadilah pelanggaran atas pakem itu, kain itu yang dipakainya di bawah dipakai untuk baju dan ketika pertama kali digunakan orang menengok ini nggak sopan pelanggaran nggak ngerti pakem, diikuti banyak orang, sekarang jadi baju batik identitas Indonesia.
Pelanggaran itu sekarang menjadi kebiasaan baru. Bapak ibu, di bidang pendidikan mulailah pelanggaran-pelanggaran baru. Itu tapi, kalau kita terkunci dengan pakem dalam tanda kutip, maka nggak muncul kebaruan dan universitas swasta punya ruang terobosan lebih banyak dibanding yang lain. Ruang itu lebih besar untuk melakukan inovasi-inovasi sehingga muncul terobosan-terobosan dalam interaksi dalam proses pembelajaran.***