BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kebijakan pemerintah memberlakukan penghapusan sementara pungutan ekspor CPO dan turunanya, turut mempengaruhi kondisi kegiatan ekspor di Riau pada Juli 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada Juli 2022 sebesar US$2,14 miliar. Kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 6,21% jika dibanding ekspor bulan Juni sebesar US$ 2,01 miliar.
Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 8,24% , meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar 21,66%. Tercatat ekspor nonmigas dari US$1,88 miliar pada bulan Juni naik menjadi US$2,03 miliar pada bulan Juli 2022.
Sebagaimana diketahui, kebijakan penghapusan sementara pungutan ekspor CPO dan turunanya mulai diberlakukan per 15 Juli hingga 31 Agustus 2022. Dengan demikian terjadi kenaikan nilai ekspor yang luar biasa, hanya dalam hitungan 2 minggu sebelum akhir Juli 2022.
Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin menjelaskan, sepanjang Januari-Juli 2022, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 16,27%, jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 21,07%, walaupun nilai ekspor Migas mengalami penurunan sebesar 19,18%.
“Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 95,10%, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami kenaikan sebesar 340,33%,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 19 Agustus 2022.
Ekspor Riau Menurut Golongan Barang Non Migas
Misfaruddin menjelaskan, dari 10 golongan barang ekspor nonmigas terbesar bulan Juli 2022 dibanding Juni 2022, 5 golongan barang mengalami kenaikan, dan 5 lainnya mengalami penurunan.
Adapun kenaikan tertinggi terjadi pada golongan Lemak & Minyak Hewan/Nabati (termasuk di dalamnya CPO) sebesar US$133,67 juta. Lalu disusul oleh berbagai produk kimia sebesar US$29,63 juta, ampas dan sisa industri makanan US$14,19 juta, bubur kayu (pulp) sebesar US$3,99 juta dan tembakau sebesar US$1,43 juta.
Sedangkan 5 golongan barang lainnya yang mengalami penurunan nilai ekspor yakni kertas dan karton sebesar US$12,38 juta, diikuti oleh serat stapel buatan sebesar US$6,44 juta, lalu berbagai makanan olahan US$3,03 juta, bahan kimia organik sebesar US$2,36 juta, dan bahan-bahan nabati sebesar US$2,26 juta
“Selama Januari-Juli 2022, ekspor 10 golongan barang utama non Migas (HS 2 digit), memberikan kontribusi sebesar 99,32% terhadap total ekspor non Migas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non Migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 21,24% terhadap periode yang sama tahun 2021,” jelas Misfaruddin.
Ekspor Riau Menurut Negara Tujuan
BPS Riau mencatat, ekspor non Migas pada Januari-Juli 2022 didominasi ke Tiongkok, India, dan Malaysia dengan masing-masing mencapai US$1,85 miliar; US$1,23 miliar; dan US$1,01 miliar. Dengan demikian, total nilai ekspor non Migas pada Juli 2022 dari 13 negara mencapai US$1,54 miliar atau naik US$64,43 juta (4,37%) dibanding Juni 2022.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh naiknya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti Pakistan sebesar US$99,74 juta (153,97%), India US$68,71 juta (40,17%), Amerika Serikat US$61,79 (69,23%), Korea Selatan US$21,98 juta (69,28%), Belanda US$21, 42 juta (16,45%), Spanyol US$21,10 juta (166,86%), FIlipina US$12,55 juta (34,61%), dan Malaysia US$5,75 juta (3,69%).***