BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut berdialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sama halnya dengan berhadapan dengan buaya. “Sulitnya menentukan langkah membuat pembicaraan damai terkait Ukraina akan gagal,” kata dia.
Reuters melaporkan, kepada para pemimpin dunia, Johnson mengatakan telah menyetujui seruan untuk terus memasok senjata ke Ukraina, ketika Rusia mulai memfokuskan serangannya di wilayah timur.
Hal itu lantaran pembicaraan damai antara kedua pihak masih belum menghasilkan. Bahkan suasana semakin memburuk setelah Ukraina menuduh, “…bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman di kota Bucha.”
Johnson mengatakan, Rusia memang tidak memiliki itikad baik, sehingga upaya bicara perdamain sulit didapat. Dia, bahkan menyebut Putin masih berusaha merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina, “…termasuk ibu kota Kiev,” katanya.
“Bagaimana Anda bisa bernegosiasi dengan buaya ketika kaki Anda berada di rahangnya? Itulah kesulitan yang dihadapi Ukraina. Kami baru saja melanjutkan strategi, terus memasok mereka dengan senjata,” lanjut Johnson.
Pada 19 April 2022, Rusia juga menolak seruan PBB untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan selama 4 hari, di Ukraina. Rusia menilai fase itu hanya akan digunakan Ukraina untuk menumpuk senjata yang dikirim negara Barat.
Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak adanya gencatan senjata untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan serta mengevakuasi banyaknya warga sipil yang terjebak di sejumlah kota.
Saat ini Johnson akan bertolak ke India untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Di sana, Johnson akan mendorong India untuk mendukung Ukraina.
Namun, Johnson menyadari bahwa India kemungkinan besar akan mempertahankan hubungannya dengan Rusia. Sebab India merupakan pembeli terbesar senjata Rusia dan telah menjadi pelanggan setia negara itu untuk minyak.
Diperkirakan India juga memilih abstain dalam pemungutan suara PBB yang mengutuk invasi Rusia dan belum menjatuhkan sanksi terhadap rekannya itu.***