BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemprov Riau memutuskan untuk mengambil langkah isolasi mendiri terhadap ratusan sapi ternak yang kini diserang virus cacar atau lumpy skin disease. Virus ini telah menyerang sapi-sapi ternak di sejumlah negara.
Meski sebelumnya, Balai Karantina Hewan menginginkan untuk isolasi dalam skala wilayah. Namun, hal itu dianggap sangat mengganggu. “Saya tak setuju,” kata Gubernur Riau Syamsuar. Dengan demikian, sistem isolasi yang diberlakukan yakni isolasi di tempat masing-masing.
Syamsuar mengungkapkan, bahwa penanganan virus LSD sama seriusnya dengan menangani kasus Covid-19. “Ini harus ditangani seperti kita menangani Covid-19, sapi yang terpapar diisolasi, diobati dan ada juga vaksinasinya. Kalau tidak cepat ditangani, bisa merugikan para peternak sapi,” sebutnya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau menyatakan bahwa virus LSD pada sapi ini sudah ditemukan di 7 Kabupaten di Riau. Sementara upaya penanganannya harus dilakukan dengan vaksin—agar virut tak menyebar—yang dikoordinir langsung oleh Kementerian Peternakan. Riau kini masih tunggu pengiriman vaksin tersebut.
Kepala Dinas PKH Herman mengungkapkan, ditemukannya virus ini pada sapi ternak, setelah dilakukan penelitian terhadap beberapa sampel—yang terkonfirmasi positif LSD. Langkah pencegahan penularan, telah dilakukan vaksinasi terhadap 100 ribu ekor sapi. Adapun vaksinnya, didatangkan dari luar negeri. “Kasus LSD di Riau, menjadi kasus pertama di Indonesia,” terangnya.
Berdasarkan data, saat ini ada 7 daerah di Riau yang terdetaksi munculnya kasus paparanLSD, diantaranya Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir (Inhil) 13 ekor, dan Siak 50 ekor. Dengan demikian, total kasus sebanyak 242 ekor, 3 di antaranya mati. “Tingkat kematiannya sangat kecil,” tuturnya.
Selain mati, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat takut mati. Meski dipotong paksa, daging sapi tetap bisa dikonsumsi. Hal itu karena yang kena penyakit hanya bagian kulit sapi dan tidak menular ke manusia.
Upaya penanganan secara intensif menunjukan angka kesembuhan yang mengembirakan. Sekitar 84 persen dari total sapi yang terkena penyakit. “Jadi ciri-ciri sapi mulai sembuh dari LSD ini sapi sudah mau makan, karena selama sakit sapi tidak makan sebab tenggorokan sakit,” ujarnya. (bpc2)