BERTUAHPOS.COM — Langkah Presiden Rusia Vladimir Putin memintak kepada komando militer menyiagakan pasukan nuklir, dianggap sebuah retorika yang berbahaya, menurut NATO.
Putin mengatakan negara-negara Barat telah mengambil tindakan tak bersahabat dengan beragam sanksi yang dijatuhkan.
“…maksud saya, sanksi-sanksi ilegal sudah sangat dikenal semua orang, tapi pejabat tinggi yang memimpin negara-negara NATO juga membiarkan diri mereka menyampaikan pernyataan agresif mengenai negara kita,” kata Putin dalam pidato sebagaimana banyak disiarkan televisi di akhir pekan lalu.
Rencana ini tentu saja mendapat respon dari NATO. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menilai pernyataan Vladimir Putin adalah retorika berbahaya. “Itu sebuah pertanyaan yang sangat tidak bertanggung jawab.”
Menurutnya, jika retorika itu digabungkan dengan apa yang mereka lakukan di darat, maka ini akan membuat situasi semakin serius. Atas dasar itu, NATO menegaskan mengapa mereka akan tetap berada di belakang Ukraina dan memperkuat kehadiran pasukan di sisi timur Eropa.
Dia menyebut, menggunakan nuklir hanya akan menimbulkan bencana. Bukan cuma terhadap Ukraina, dan Rusia. “Tapi juga dunia secara keseluruhan,” terangnya.
Sikap seperti itu, sama saja dengan memancing negara-negara barat yang memiliki nuklir, mereka sewaktu-waktu bisa saja menggunakannya jika dalam situasi terancam.
Robert Hunter, mantan duta besar AS untuk NATO mengatakan, pernyataan Putin agar pasukan nuklir Rusia bersiap merupakan peringatan kepada AS dan sekutunya agar tidak ikut campur.
“Ini merupakan taktik psikologis untuk meningkatkan daya tawarnya di saat ia memutuskan sejauhmana Rusia akan bertempur di Ukraina,” ujar Hunter.
“Ini adalah perang psikologis, saya tidak percaya ini akan menjadi ancaman karena Rusia juga akan banyak kehilangan jika menempuh jalan tersebut, bahkan mungkin lebih besar.”
Rusia adalah satu dari sekian negara nuklir dunia. Begitu pun dengan Amerika Serikat yang saat ini menjadi poros utama NATO dan melawan agresi Rusia ke Ukraina. Hingga kini pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. (bpc2)