BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dosen Universitas Nanyang Singapura, Sulfikar Amir turut berkomentar atas aksi penggalangan dana membeli kapal selam yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan, Yogyakarta.
Aksi penggalangan dana membeli kapal selam ini juga didukung oleh Ustadz Abdul Somad (UAS).
Menurut Sulfikar, semangat yang digalang oleh Masjid Jogokariyan memang bagus, dan dirinya mengatakan salut untuk itu.
Akan tetapi, membeli kapal selam tidak bisa sembarangan, dan tidak bisa seperti membangun rumah ibadah dengan cara urunan.
Untuk membeli sebuah kapal selam, hanya bisa dilakukan oleh sebuah otoritas khusus. Karena itu, uang hasil penggalangan dana tersebut disarankan Sulfikar agar diberikan kepada keluarga awak kapal KRI Nanggala 402, berapapun jumlahnya.
salut dgn semangat yg digalang oleh Masjid Jogokariyan…tapi dgn sgala hormat, beli kapal selam itu tdk spt bangun gedung ibadah, bisa urunan. hanya otoritas khusus yg bisa mlakukan itu. mending duitnya didonasi ke keluarga para awak 402 yg ditinggal seberapapun jumlahnya. pic.twitter.com/aVAdRBpHh7
— Joel Picard (@sociotalker) April 26, 2021
“salut dgn semangat yg digalang oleh Masjid Jogokariyan…tapi dgn sgala hormat, beli kapal selam itu tdk spt bangun gedung ibadah, bisa urunan. hanya otoritas khusus yg bisa mlakukan itu. mending duitnya didonasi ke keluarga para awak 402 yg ditinggal seberapapun jumlahnya,” tulis Sulfikar di akun twitternya, @sociotalker.
Secara satire, Sulfikar juga mengatakan bahwa pembelian kapal selam tergantung prioritas pemerintah. Menurut dia, secara satire, negara bisa memilih membeli kapal selam, atau membuat bandara di tengah sawah.
“jadi sangat tergantung cara berfikir pemerintahnya: apakah beli kapal selam atau bikin bandara ditengah sawah, apakah bangun pabrik vaksin ato jalan toll, apakah kasi subsidi ke petani ato bikin istana negara baru…..tergantung logika yg ambil keputusan,” satire Sulfikar. (bpc4)