BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – pasca diumumkan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa bahwa pevoli Aprilia Manganang adalah seorang laki-laki, muncul pertanyaan. Bagaimana nasib medali-medali yang didapatkan Aprilia di Sea Games?
Diketahui Aprilia meraih beberapa prestasi bersama timnas voli wanita Indonesia. Dimulai pada Sea Games 2013 Myanmar yang mendapatkan medali perunggu, Sea Games 2015 Singapura medali perunggu, dan Sea Games 2018 Kuala Lumpur medali perak.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen (National Olympic Committee) NOC Indonesia, Ferry Kono mengatakan pihaknya saat ini belum bisa mengambil keputusan apapun. NOC akan terlebih dahulu melakukan klarifikasi kepada semua pihak.
Klarifikasi ini termasuk kepada Aprilia sendiri, kemudian offisial timnas voli saat Sea Games, dan semua pihak terkait yang berkompeten.
Yang pasti, kata Ferry, kasus Aprilia akan mendapatkan perhatian dari South East Asian Game & Animation Festival (SEAGAF) sebagai pihak yang berwenang dalam pemberian medali.
“Kami belum bisa menyimpulkan sebelum ada klarifikasi, mengingat ini olahraga beregu. Dan masalah medali tentu ini menjadi domain dari SEAGAF. Setelah ada klarifikasi yang legitimate, baru kami akan menyimpulkan sembari melihat aturan-aturan yang berlaku,” kata Ferry, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa 9 Maret 2021.
Aprilia Manganang selama ini memang dikenal sebagai pevoli wanita yang hebat. Tidak main-main, Aprilia bahkan membela timnas voli wanita Indonesia di Sea Games.
Berkat prestasi Aprilia, pada tahun 2016, TNI AD merekrut Aprilia sebagai prajurit TNI AD, yakni bintara jalur prestasi. Aprilia pun tergabung dalam Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD), dengan pangkat Sersan Dua. Aprilia kemudian ditempatkan di Manado, Sulawesi Utara.
Namun, menurut KASAD Andika Perkasa, tidak ada unsur penipuan dari semua aktivitas Aprilia selama ini. Hal ini dikarenakan Aprilia ternyata mengalami kelainan yang dinamakan hiposdia serius, suatu kondisi dimana lubang uretra tak hanya terletak di tempat yang salah, namun juga kulup penis tak sepenuhnya terbentuk.
Karena keadaan ini, Aprilia dikira perempuan oleh orangtuanya, dan begitu juga tenaga medis di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, tempat Aprilia dilahirkan.
Aprilia kemudian dibesarkan secara perempuan, meski kondisi tubuhnya tumbuh tak normal. Bahkan, dia juga sering mendapatkan ejekan karena tubuhnya itu.
Seterusnya, Aprilia meniti karir sebagai pevoli wanita, dan bergabung di TNI AD.
TNI AD terus memperhatikan kondisi Aprilia, hingga akhirnya pada 3 Februari 2021, pemeriksaan menyeluruh dilakukan. Kemudian, karena keterbatasan alat di Manado, Aprilia diperiksa di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Dari pemeriksaan itu, akhirnya disimpulkan bahwa Serda Aprilia Manganang adalah seorang laki-laki. Hormonnya juga diperiksa, dan kategorinya adalah laki-laki.
“Tak ada organ internalnya menunjukkan jenis kelamin wanita. Hormonal juga begitu, hormon normal, testosteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita yakin Manganang lebih miliki hormonal kategori normal laki-laki,” kata Jenderal Andika, Selasa 9 Maret 2021.
Aprilia Manganang kemudian menjalani prosedur operasi corrective surgery sebanyak dua kali. Dan kini, Serda Aprilia Manganang sedang menjalani masa pemulihan, meski belum keluar dari rumah sakit.
Tak Akan Dipecat, dan Tak Ada Unsur Penipuan atau Transgender
Jenderal Andika menegaskan bahwa tak ada unsur penipuan di kasus Serda Aprilia Mangang. Kondisinya juga bukan transgender, melainkan laki-laki normal.
Andika juga mengatakan Serda Aprilia Manganang tak akan dipecat dari TNI AD. Setelah pengurusan dokumen lengkap, Serda Aprilia hanya akan dipindahtugaskan.
“Kami juga tidak ingin rekayasa. Makanya, kita gunakan mekanisme scientist cukup bagus fasilitas kesehatan kami. Dari situ kami berangkat setelah ditemukan, kita jelaskan,” kata Andika. (bpc4)