BERTUAHPOS.COM — Menteri BUMN Erick Thohir Erick Thohir, sepertinya telah mempersiapkan diri terhadap skenario pemerintah terhadap new normal. Dia meminta, perusahaan plat merah bergerak cepat menyesuaikan diri dalam mengantisipasi rencana tersebut di tengah COVID-19.
Erick memerintahkan BUMN untuk membentuk task force penanganan dan menyusun protokol penanganan COVID-19. Hal itu tertuang dalam surat edaran Erick yang ditujukan pada direktur utama BUMN.
Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni menjelaskan skenario new normal , dalam penyusunannha biasanya diidentifikasi variabel-variabel yang paling tidak pasti dan paling berpengaruh. Dari situ, ada dua aspek, yakni kepastian penemuan vaksin dan perilaku masyarakat.
Dari situ, munculah 4 skenario. Pertama, death zone yakni kondisi di mana virus menyebar dengan cepat, vaksin belum ditemukan dan sistem perawatan medis tidak sanggup menanggulangi pasien yang jumlahnya melebih kapasitas. Sementara, perilaku masyarakat sangat abai terhadap protokol keselamatan dan kesehatan.
Skenario kedua adalah new normal. New normal sendiri ialah kondisi virus masih ada, vaksin belum ditemukan. Namun perilaku disiplin dari masyarakat terhadap protokol keselamatan dan kesehatan membuat penyebarannya menjadi melambat, sehingga sistem perawatan rumah sakit bisa menangani jumlah pasien yang ada dengan baik.
“Dalam skenario 2 masyarakat terbiasa hal-hal baru seperti new normal 9-11. Dulu kalau ke bandara nggak pake buka gesper, sepatu. Setelah 9-11 itu menjadi new normal yang ke bandara harus lewat x-ray , harus buka tali pinggang, sepatu dan lain-lain,” jelasnya.
Skenario ketiga yakni donkeyman, yaitu kondisi vaksin ditemukan dan perawatan medis bisa menanggulangi atau mengobati pasien COVID-19. Namun, perilaku masyarakat kembali abai terhadap aspek keselamatan dan kesehatan. Imbasnya, rumah sakit tetap ramai meski fatalitas akibat virus COVID-19 tidak tinggi.
Keempat adalah longer life hope, yakni kondisi vaksin ditemukan dan sistem perawatan medis bisa menanggulangi atau mengobati pasien COVID-19. Masyarakat terbiasa melakukan kerja secara virtual dan remote, tidak lagi konvensional. Lalu, transformasi digital terjadi secara masif dan produktivitas meningkat secara signifikan.
“Dalam konteks inilah BUMN harusnya menjadi influencer dan role model segera menggerakkan masyarakat menuju new normal. Karena BUMN menjadi lokomotif lebih sepertiga ekonomi kita. Kalau BUMN bergerak lokomotif bergerak mendorong ke new normal, maka mudah-mudahan segera masuk new normal dengan alamiah,” jelasnya. (bpc3)