BERTUAHPOS.COM – Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkap ada “permainan” mafia industri kesehatan di tengah wabah corona. Menurutnya jaringan mafia ini tidak hanya di dalam negeri, tapi sudah skala internasional.
“Ini sudah mafia dunia. Sudah bukan lagi lokal dan ini benar-benar terjadi,” kata Arya dalam sebuah diskusi, Minggu 19 April 2020, seperti dikutip dari republika.co.id.
Arya mengatakan Kementerian BUMN sempat mengupayakan untuk mencari salah satu obat untuk menangani COVID-19 yakni tamiflu. Untuk mendapatkannya pemerintah harus mencari hingga ke India.
Arya menuturkan sebelumnya, Kementerian BUMN pernah mengupayakan tidak menyebarkan kabar pembelian obat ke India sebelum mendapatkannya sampai ke Indonesia.
“Please jangan beritakan dulu. Ada perebutan bahan baku obat juga. Tolong jangan diberitakan kalau disebar nanti dipotong (dihalangi) di tengah jalan,” ungkap Arya.
Seperti kejadian sebelumnya salah satu negara di Eropa yang membeli masker dari negara lain. Arya mengungkapkan, negara tersebut pada akhirnya mengajukan keluhan karena masker yang dibawa ternyata dibeli di tengah jalan.
Untuk itu, Arya menegaskan kala itu saat Kementerian BUMN mengupayakan pembelian tamiflu sebisa mungkin tidak disebar luaskan terlebih dahulu.
“Kalau bocor dibeli mereka tidak bisa (bawa ke Indonesia). Tahu tidak berapa banyak hanya 150 kilogram (obat Tamiflu yang dibeli dari India),” ungkap Arya.
Dia menuturkan untuk stok bahan baku obat bahkan Indonesia juga sampai harus tempur seperti itu. Begitu juga dengan ventilator, harus berebut dengan negara lain dan harga yang cukup tinggi sehingga dugaan “mafia” dalam industri kesehatan menurutnya sudah di tingkat global.
Dugaan semakin kuat karena hingga saat ini, perdagangan alat kesehatan masih terjadi. Padahal, menurut Arya, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), bahkan Sekolah Teknik Menengah (STM) dapat membuat ventilator dan saat ini masih diuji.
“Lalu selama ini kita ngapain? Berarti ini ada mafia yang perlu trading. Ada pemaksaan supaya trading bukan produksi sendiri,” ujar Arya. (bpc3)