BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Soekarno, akan dibahas dalam rapat tingkat Sekretaris Jendral (Setjen) Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Sekjen MUI Anwar Abbas mengatakan pihaknya akan melakukan pertemuan khusus untuk membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad Saw dengan Presiden Soekarno.
“Jika ada kesepakatan di tingkat Sekretariat Jenderal (Setjen), isu itu akan dibawa ke rapat pengurus pusat MUI bersama jajaran pimpinan pada Selasa besok, 19 November 2019,” ungkapnya seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
“[Soal Sukmawati] akan dibahas dalam rapat kesekjenan hari ini; apakah menurut rapat kesekjenan masalah pernyataan Sukmawati akan dijadikan salah satu agenda dalam rapat rutin dewan pimpinan MUI hari Selasa besok atau tidak,” ujar Anwar.
Diantara pembahasan MUI dalam rapat ini yakni kemungkinan arah suka MUI sebagai organisasi agar serta mendesak klarifikasi oleh Sukmawati atas pernyataannya tersebut. Anwar menyebut hal itu akan dibahas dan kemungkinan mengarah pada poin-poin teresebut.
Rapat hari ini untuk menyiapkan hal apa saja yang akan dibahas dalam rapat bersama pimpinan besok. Rapat hari Selasa itu merupakan rapat rutin yang diikuti total 28 orang pengurus pusat MUI.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya, Sukmawati dalam video yang viral di media sosial mengatakan, “Mana lebih bagus Pancasila atau Alquran? Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20, itu nabi yang mulia Muhammad apa Ir. Sukarno untuk kemerdekaan?”.
Hal ini berujung pelaporan Ratih Puspa Nusanti dari Koordinator Bela Islam (Korlabi) ke kepolisian. Laporan itu diterima dengan nomor LP/7393/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum pada 15 November 2019.
Sukmawati sendiri mengklaim tidak sedang membandingkan jasa Sukarno dengan Muhammad terhadap Indonesia. Video itu, kata dia, hanya sebagian kecil dari pernyataannya saat berbicara di forum anak muda yang mengusung tema untuk membangkitkan nasionalisme, menangkal radikalisme, dan memberantas terorisme. (bpc3)