BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie mengakui bahwa asap akibat Karhutla di Provinsi sudah banyak membuat penderitaan. Hal itu diungkapkannya saat memberikan sambutan dalam sosialisasi program JKN-KIS dan pola hidup sehat di Puswil, Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru, Selasa, 17 September 2019.
Dalam kesempatan itu dia juga menyebut bahwa asap yang saat ini ada di Riau merupakan asap kiriman dari provinsi tetangga. “Kalau seperti ini apa yang mau kita jawab. Banyak-banyak berdoa sajalah semoga diturunkan hujan dan asap bisa hilang,” katanya.
Ahmad Syah menuturkan, persoalan asap sudah direspon oleh semua pihak. Harusnya masalah seperti ini membuka kesadaran untuk tidak membakar hutan dan lahan karena dampaknya membuat rugi dan melumpuhkan banyak aktivitas sosial kemasyarakatan.
Baca :Klarifikasi Syamsuar Soal Pemprov Riau Dituding Abai Hingga Riau Berasap
“Tadi pagi kita bersama-sama dengan Pak Presiden juga sudah melakukan salat istisqa di Lanud Roesmin Nurjadin. Pak Presiden juga akan langsung meninjau ke lapangan. Jadi kita sama-sama berharap masalah asap ini segera hilang,” ungkapnya.
Sebanyak 60 titik panas (hotspot) muncul hari ini, Selasa, 17 September 2019. Kebetulan saat ini Presiden RI, Joko Widodo tengah berada di Riau, dalam rangka penanggulangan Karhutla di provinsi ini.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki mengungkapkan sebanyak 498 hotspot terdapat di Sumatera dengan tingkat kepercayaan 50%, 60 titik diantaranya terdapat di Riau. “Tersebar pada 8 daerah, dan terbanyak di Kabupaten Rohil dengan jumlah 27 titik,” ungkapnya.
Dijelaskan Marzuki, daerah lain yang juga terpantau banyak menyumbang hotspot yakni di Pelalawan dengan jumlah 11 titik, kemudian di Dumai ada 8 titik, Inhu 6 titik, Inhil 4 titik, Bengkalis 2 titik, Kampar dan Kuansing masing-masing 1 titik panas.
Sedangkan untuk hotspot dengan tingkat kepercayaan 70% atau diduga merupakan titik api di lahan terbakar terdapat 41 titik. Sebarannya di Rohil 23 titik, Pelalawan 7, Dumai 6, Inhil 2, sedangkan Bengkalis, Kampar dan Kuansing masing-masing 1 titik.
Di Sumatera masih Provinsi Sumsel sebagai daerah dengan penyumbang hotspot terbanyak, yakni 194 titik, kemudian ada Jambi dengan jumlah 174 titik. Provinsi lain yang juga terdeteksi kemunculan hotspos yakni di Provinsi Babel dengan jumlah 39 titik. Selanjutnya ada 23 titik panas terdapat di Lampung, sedangkan Sumbar dan Kepri masing-masing terdapat 4 titik panas. (bpc3)