BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ustaz Saidul Amin mengatakan ada beberapa pendapat para ulama tentang kurban. Ada pendapat yang menyatakan bahwa berkurban hukumnya wajib. Sementara pendapat lain menyatakan hukum kurban mesih sunah dan mendekati wajib.Â
“Idul Adha sering kita kenal dengan hari raya kurban. Perintah kurban itu sangat luar biasa. Masalahnya mengapa sampai saat ini masih banyak umat musim yang tak mau berkurban,” ungkanya, Jumat, 26 Juli 2019 di Mesjid Hidayah, Pekanbaru.Â
Dia menjelaskan ada dua hal yang menyebabkan umat muslim enggan untuk melaksanakan ibadah kurban. Pertama tidak ada niat yang tulus.
“Ibadah kurban sama dengan ibadah haji. Ada banyak orang yang punya kemampuan ekonomi yang kuat tapi masih belum mau melaksanakan ibadah haji. Berkurban harus dimulai dari niat yang tulus,” sebutnya.Â
Saidul Amin menjelaskan kalau hanya masalah biaya, untuk bisa berkurban bisa dilakukan dengan cara menabung. Dicontohkannya, untuk harga seekor sapi kurban saat ini mampu terbeli dengan cara menyisihkan uang jajan setiap hari.Â
Ada banyak contoh orang – orang yang jauh dari kata mampu namun dengan niat dan semangat yang tulus mampu melaksanakan kurban. Sejatinya ini membuktikan bawah ibadah berkurban memang harus didasari dari niat yang tulus.Â
Kedua, menurut Saidul Amin, seseorang menjadi berat berkurban karena tidak memahami falsafah yang hebat di balik kurban. Memahami makna falsafah kurban tidak lepas dari hikmah di balik kisah nabi Ibrahim yang sepama 80 tahun menunggu kehadiran seorang anak soleh.Â
“Anak soleh yang diinginkan Ibrahim adalah anak yang bisa mewarisi keimanan ayahnya. Kita banyak punya anak yang mempu mewarisi biologis, tapi hanya sedikit yang bisa mewarisi idiologis (keimanan),” sebutnya.Â
Pada saat tengah sayang-sayangnya datang perintah Allah untuk menyembelih Ismail, anaknya. Nabi Ibrahim rela menyembelih anaknya karena Allah, dan Ismail rela disembelih ayahnya karena Allah. Lantas, bagaimana dengan kita. Relakah kita menyisihkan uang untuk bekurban seekor kambing, sementara Ibrahim sendiri rela menyembelih anaknya. (bpc3)