Â
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau meyakini bahwa beberapa kondisi kawasan industri di Riau saat ini memberikan dampak serius terhadap pergerakan perekonomian daerah. Terutama soal stagnanisasi pengembangan kawasan industri, sehingga aktivitas perekonomian sangat berpengaruh.
Â
Di Provinsi Riau saat ini ada beberapa daerah yang sebelumnya sudah dirancang sebagai kawasan industri. Diantaranya kawasan industri Tanjung Buton, kawasan industri di Kuala Enokb kawasan industri di Tenayan Raya dan beberapa daerah lainnya yang sebelumnya sudah dirancang untuk pembangunan kawasan industri.
Â
Sementara itu kawasan industri yang sudah aktif berjalan baru di Dumai, lagi pula kawasan industri ini sudah sejak lama berjalan. “Memang ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa perekonomian daerah belum bisa meningkat, diantaranya kondisi pengembangan kawasan ekonomi yang stagnan,” sebut Gubernur Riau, Syamsuar di Pekanbaru, Senin 1 Juli 2019.
Â
Dia menuturkan, masalah lain yang juga memberi dampak terhadap lambatnya laju pertumbuhan ekonomi daerah, yakni belum berkembangnya industri hilir berbasis sumber daya lokal, serta rendahnya produktivitas sektor pertanian, dan tingginya alih fungsi lahan.Â
Â
Sementara itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau melalui rumusan sasaran kemandirian ekonomi dan menurunnya kesenjangan pendapatan dengan indikator nilai PDRB ADHK, dimana pada kondisi awal RPJMD tahun 2018 sebesar 482.087,21 Miliar ditargetkan menjadi 540.067 Miliar pada kondisi akhir RPJMD tahun 2024.
Â
Sedangkan ko-efisien GINI pada kondisi awal RPJMD tahun 2018 sebesar 0,327 poin ditargetkan menjadi 0,249 pada kondisi akhir RPJMD tahun 2024. Untuk pencapaian sasaran dilakukan melalui strategi peningkatan daya saing sektor unggulan dengan arah kebijakan meningkatkan produksi hasil industri dan meningkatkan produksi pertanian. Termasuklah di dalamnya pengembangan wilayah industri, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil perkebunan.(bpc3)